Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Wednesday, May 30, 2012

Cukai Tinggi dan Biaya Impor Rendah Rugikan Petani Tembakau

Pamekasan  - Petani tembakau khususnya di Madura siap-siap untuk tidak menikmati keuntungan yang besar. Itu dipicu adanya kebijakan pemerintah pusat yang dianggap merugikan petani 'daun emas'.
Ketua Kaukus Parlemen Madura, Suli Faris, mengaku pesimis petani bisa meraup keuntungan tinggi. Bahkan, harapan untuk sesuai dengan biaya produksi pun sangat tipis. Sebab, dari perkembangan yang ada, sangat sulit pabrikan membeli tembakau dengan harga yang mahal.

"Tak lain karena kebijakan pemerintah pusat. Yakni cukai yang terlalu tinggi, sehingga pabrikan harus berfikir ulang untuk menaikkan harga beli tembakau kepada petani," katanya.
Suli yang juga Pelaku Usaha Tembakau ini menjelaskan, dengan cukai yang tinggi, pabrikan akan menekan pengadaan bahan baku. Sebab, tidak mungkin buruh dikurangi oleh pabrikan.
"Bagaimanapun pabrikan tidak sudi mengurangi keuntungan. Mereka akan menekan bahan baku yang ada," ujarnya.
Diakuinya, 2011 kemarin, cukai untuk satu batang rokok Gudang Garam Internasional Rp 330. Jika ada 12 batang maka Rp 4 ribuan lebih. Nah, bagaimana dengan cukai yang begitu tinggi, pabrikan akan membeli tembakau petani dengan harga yang tinggi juga. "Jelas ini tidak mungkin," tandasnya.
Selain itu, kebijakan pemerintah pusat yang dianggap merugikan petani adalah rendahnya biaya impor tembakau. Menurutnya, pabrikan bisa saja mendatangkan tembakau dari luar, jika kebijakan pemerintah masih seperti ini.
"Data yang ada pada tahun kemarin, tembakau yang dihasilkan dari dalam negeri hanya 140 ribu ton. Sedangkan yang dari luar justru mencapai 180 ribu ton. Lebih banyak yang dari luar. Apa ini tidak mematikan petani," terangnya.
Ditanya soal perbedaan kualitas, Legislator PBB ini justru menilai bahwa dengan adanya dua kebijakan pemerintah itu pabrikan tidak akan lagi melihat kualitas tembakau yang ada. Sebab, kualitas bisa dirancang dan diatur sendiri.
Untuk itu, perlu adanya gebrakan dari petani, pemerintah daerah dan anggota dewan dari Madura yang ada di DPR RI untuk memperjuangkan hal ini. [san/kun](beritajatim.com)

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum