"Cokelat dan kopi luwak merupakan produk yang paling banyak dicicipi oleh pengunjung," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Pradnyawati, di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan selama pameran yang berlangsung tanggal 8-11 Mei 2012, transaksi ekspor yang dihasilkan mencapai 1,23 juta dolar AS dan produk yang nilai transaksi terbesar yakni kopi Luwak dan cokelat.
Lebih lanjut Pradnyawati menambahkan pameran makanan dan minuman yang berlangsung di Korea International Exhibition Center itu diikuti 2.333 peserta dari dalam dan luar Korea.
Indonesia mengikutsertakan enam perusahaan dalam ajang itu yakni PT Selaras Ibu Pratama, PT Cocomas Indonesia, Sumatra Coffee Luwak, PT Victory Kopi Luwak Dragon, PT Wahana Interfood Nusantara dan CV. Purnama Raya.
(R017)
Editor: Maryati
COPYRIGHT © 2012Kopi khas Indonesia dipamerkan di SCAA, Oregon
Jakarta (ANTARA News) - Pameran Annual Exposition Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-24 yang berlangsung di Portland, Oregon, Amerika Serikat memperkenalkan beragam jenis kopi khas Indonesia."Partisipasi Indonesia pada SCAA 2012 diharapkan dapat lebih mengenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat AS, sehingga ekspor kopi Indonesia ke AS juga dapat terus meningkat," ujar Atase Perdagangan Washington DC, Ni Made Ayu Marthini dalam keterangan pers Pusat Humas Kementerian Perdagangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pada pameran tersebut, para pengusaha kopi Indonesia menampilkan kopi spesial Indonesia dari berbagai daerah, antara lain Toraja, Mandailing, Java Preanger, Flores, Linthong, Gayo, Java Arabika, Lampung, Bali Kintamani, Papua Jayawijaya, Papua Pegunungan Bintang, Kopi Luwak, Kopi Lanang, dan Kopi Gajah.
Menurut Ni Made Ayu Marthini, keikutsertaan Indonesia pada pameran kopi berjalan baik dan para peserta bertemu dengan para pembeli regular maupun pembeli baru.
Melalui pameran ini, lanjut dia, peserta pameran mendapat pesanan kopi hingga 70 kontainer dengan nilai sekitar delapan juta dolar AS.
"Pemesanan yang berupa fix order dan trial order ini lebih banyak didominasi oleh produk kopi Arabica Toraja, Mandailing dan Papua," katanya.
Berdasarkan data statistik, ekspor kopi Indonesia ke AS terus menunjukkan peningkatan. Total ekspor produk kopi Indonesia ke AS pada 2011 mencapai 326 juta dolar AS, atau meningkat 37,61 persen dibandingkan 2010 yang mencapai 237 juta dolar AS.
Sedangkan dari data statistik perdagangan Indonesia-AS pada Januari 2012, ekspor kopi Indonesia mencapai 33,3 juta dolar AS, atau meningkat 68 persen dibanding periode yang sama pada 2011 yaitu 19,8 juta dolar AS.
Pengekspor kopi Indonesia yang turut berpartisipasi dalam SCAA 2012 tercatat sebanyak 15 perusahaan. Kelimabelas perusahaan tersebut adalah PTPN XII, CV. Sukses Agro Sekawan, PT. Kopiku Indonesia, PT. Excelso Multi Rasa, PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri.
Kemudian, PT. Wahana Graha Makmur, CV. Harapan Bersama, CV. Sidikalang, PT. Sumico Mandiri, Koperasi Permata Gayo, PT. Sumatra Arabica Gayo, CV. Eka Nusa Jaya, PT. Coffindo dan Valbemar.
Selain para pengusaha tersebut, hadir 11 orang delegasi Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua yang dipimpin oleh Wakil Bupati.
Kehadiran para delegasi tersebut adalah untuk meningkatkan peluang masuknya kopi produk Papua yang pada 2011 mendapatkan pesanan pengimpor AS sebesar 12 kontainer setiap tahun.
Ni Made Ayu Marthini menjelaskan pameran SCAA 2012 ini juga menampilkan lebih dari 380 lokasi booth yang dihadiri oleh partisipan dari 40 negara.
"Selain kepada masyarakat AS, kita juga berkesempatan untuk memperkenalkan kopi Indonesia kepada partisipan SCAA lainnya yang berasal dari berbagai negara," katanya.
Dalam pameran tersebut hadir juga beberapa negara produsen kopi seperti Brazil, Costa Rica, El Savador, Ethiopia, Guatemala, Honduras, India, Kenya, Meksiko, Peru, Puerto Rico, dan Uganda.
Pengunjung yang hadir berjumlah sekitar 9.000 orang yang terdiri dari produsen kopi, baristas (bartender kopi), peritel kopi, produsen dan distributor peralatan pembuat kopi, jasa makanan profesional, petani, pengekspor, pengimpor, peritel roaster, serta grosir.
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Amerika ini bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga mutu kopi spesial dengan menerapkan berbagai standar dan sertifikasi, serta memberikan berbagai pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya.
Selain itu, pameran SCAA diselenggarakan untuk mempromosikan produk kopi serta mensosialisasikan perkembangan/tren produk kopi terbaru melalui beragam rangkaian kegiatan yang ada di dalamnya, seperti simposium, sertifikasi kopi, workshop, US Barista Championship, dan Potrait Country Program.
Pada acara Country Profile, salah satu negara produsen kopi menjadi fokus utama dan untuk tahun ini yang terpilih adalah Peru.
Namun Indonesia telah melakukan pendekatan dengan petinggi dan penasihat SCAA agar dapat menjadi Country Profile pada 2014.
"Agar dapat tampil lebih baik pada SCAA selanjutnya, Indonesia akan meningkatkan promosi, presentasi, branding, pemahaman pasar, serta professional development," ujar Ni Made Ayu Marthini.
Pada kesempatan lain, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) juga melaksanakan kegiatan "cupping" untuk produk-produk kopi spesial Indonesia. Cupping merupakan kegiatan dimana pada ahli kopi mencicipi contoh kopi yang disediakan untuk kemudian memberikan pendapat atas cita rasa dari kopi tersebut.
AKSI menyajikan 20 produk varian kopi arabika dari berbagai wilayah di Indonesia dan sebanyak 10 ahli cupping hadir dan memberikan penilaian atas kopi Indonesia tersebut.
Dalam pameran tahun ini, Atase Perdagangan Indonesia di Washington D.C. bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles memberikan fasilitas booth bagi peserta pameran dari Indonesia.
Sementara untuk konstruksi booth, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan dalam memfasilitasi.
Selain itu, dalam mempersiapkan pameran, promosi dan kepesertaan, beberapa instansi pemerintah Indonesia yang turut berpartisipasi, antara lain Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Ditjen P2HP Kementan, Atase Pertanian Washington D.C.
Kemudian, Fungsi Ekonomi KBRI, KJRI San Francisco, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, PTPN Wilayah XII, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), serta AKSI.
Menurut Ni Made Ayu Marthini kesuksesan Indonesia dalam pameran kopi yang bertaraf internasional ini tidak lepas dari kerja sama dan sinergi yang baik antara berbagai instansi pemerintah dan para pengusaha kopi. (S034/A026)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2012