Belawan. Bea keluar (BK) ekspor minyak
kelapa sawit mentah (crude plam oil/CPO) yang terus naik sejak beberapa
bulan terakhir menyebabkan ekspor komoditas unggulan Sumut tersebut
turun hingga 16,6% pada April 2012. Ekspor Sumut pada April 2012
sebanyak 185.706 ton turun dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak
222.695 ton.
Penurunan ekspor CPO ini
diperkirakan masih akan terjadi pada Mei 2012, mengingat BK CPO pada
Mei juga mengalami kenaikan menjadi 19,5% dari yang sebelumnya 18% pada
April 2012.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI)
Sumut Khairul Mahalli, membenarkan jika BK ekspor sangat memengaruhi
ekspor CPO Sumut. Selain itu, katanya, sebagian CPO Sumut sudah diolah
menjadi produk jadi dan ada kontrak dengan buyer di luar negeri sedang
diperbaharui.
"Bulan Mei ini, nasib yang dialami komoditas CPO
Sumut pada bulan April tampaknya akan terjadi kembali. Pasalnya, selama
Mei pemerintah telah menetapkan tarif BK CPO naik menjadi 19,5 persen
dari sebelumnya 18%," katanya, kepada MedanBisnis, akhir pekan lalu.
Humas
Pelindo I Cabang Belawan M Azmi Jauhari mengatakan, hingga
keberangkatan Rabu (16/5), aktivitas ekspor CPO Sumut dengan tujuan
utama India baru mencapai 83.479 ton. "Besar kemungkinan aktivitas
ekspor CPO Sumut selama Mei akan turun dibanding April," kata Azmi.
Dikatakannya,
pada Mei ini, komoditas CPO Sumut diekspor tujuan India, Chittagong,
Rotterdam dan terminal pemasaran Singapura. Tujuan utama ekspor CPO
Sumut melalui Pelabuhan Belawan masih didominasi India.
Pemberlakuan BM Tekan Impor Kedelai 37,45%
Impor Kedelai Susut 37,45%
Sementara
itu, selama kuartal I tahun 2012, impor kacang kedelai melalui terminal
peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) turun
sebesar 37,45%. Penurunan ini diperkirakan sebagai dampak dari
pemberlakuan bea masuk (BM) impor yang diterapkan sejak 1 Januari 2012.
Data
yang diperoleh dari BICT, impor kedelai kuartal I tahun 2012 sebanyak
49.565 ton. Jumlah ini jauh menurun dibanding realisasi impor yang
dibongkar di BICT Belawan pada periode yang sama di tahun 2011 yang
mencapai 79.242 ton. Jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2010,
ekpor kacang kedelai kuartal I 2012 tersebut mengalami kenaikan sebesar
28,64%.
"Pada kuartal satu tahun lalu (2011-red) impor kacang
kedelai naik sebesar 28,64% dibandingkan tahun sebelumnya (2010-red).
Namun, pada tahun ini turun drastis dengan persentase penurunan mencapai
37,45 persen," kata Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I BICT H
Suratman Ssos, di Belawan, akhir pekan lalu.
Selama ini, papar H
Suratman, komoditas kacang kedelai merupakan salah satu komoditas impor
unggulan Sumut melalui terminal peti kemas BICT. Selama itu pula
importasi kacang kedelai Sumut terus naik dan selalu masuk dalam lima
besar dari 400 lebih komoditas impor Sumut.
Seperti mengingatkan,
sebelum 1 Januari 2012, pemerintah membebaskan BM impor komoditas
kedelai dan tepung terigu. Namun sejak 1 Januari 2012, berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 13/PMK.011/2011, pemerintah
kembali menetapkan tarif BM sebesar 5%. (wismar simanjuntak)