Abdurachman (60)) Ketua Kelompok Surya Tani itu mengemukakan hal tersebut saat menerima wartawan ari ibukota dalam kunjungan jurnalistik ke Jember, Jatim, pekan lalu (25/5).
Kenaikan pendapatan petani di daerahnya terjadi sejak 2007, setelah Abdurachman bersama ketua kelompok petani dari sejumlah kecamatan berhasil memberantas mafia perdagangan tembakau menghadapi tengkulak yang membeli langsung ke petani dengan harga murah.
Menurut dia, sejak 2007 petani tembakau tergabung kelompok "Surya Tani" bisa langsung menjual ke pabrik yang harga per kwintal mencapai Rp3,7 juta, sedang rata-rata per ha menghasilkan 15 kwintal tembakau, sehingga pendapatnya kotor mencapai Rp55 juta/ha.
Namun pada 2006 ke bawah akibat petani menjaual ke tengkulak, harga menjadi jatuh atau Rp2 juta per kwintal, sehingga pendapatannya petani tembakau di daerah itu hanyak Rp30 juta per ha atau jika dipotong biaya produk mencapai Rp30 juta berarti hanya kembali modal.
Kendati demikian, pada tahun 2010 produksi tembakau di hampir seluruh Jember menurun karena cuaca yang hujan sepanjang tahun, sehingga setiap ha hanya mampu menghasilan 9-10 kwintal daun tembakau atau pendapatan Rp35 juta per ha.
Abdurachman mengatakan, tahun 2012 petani tembaku di Jember bertekad menaikkan produksinya karena sesuai presikdi BMKG bahwa cuaca bersahabat sehingga petani tembakau bisa melakukan tanam lebih cepat, pada bulan Junii dan akan panen pada September 2012.
"Petani akan serempak bakal tanam, saat ini sedang pembibitan saya yakin akan ada penambahan 3000 ha lagi di Kecamatan Sukatani, Jember yang akan menanam tembakau," katanya.
Abdurachman menambahkan, rata-rata petani tembakau jenis Kasturi binaan kelompok Surya Tani dalam perhektarnya meraup Rp50 juta dipotong biaya prosuksi Rp30 juta, sehingga pendapatan bersih Rp20 juta per ha atau jauh dibanding penghasilan tanaman padi yang pendapatannya bersih Rp6 juta per ha.
Kendati ada peraturan larangan merokok di tempat umum, Abdurachman meminta pemerintah tetap melindungi keberadaan petani tembakau, dengan melakukan pembinaan da bantuan modal agar meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Budidoyo selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) mengaku, salah satu tujuan kunjungan ke Jember dan daerah-daerah penghasil tembakau untuk menyatukan visi dan misi, khususnya meningkatkan produksi tembakau petani.
"Kami selalu rutin berkunjung ke petani-petani dan hal ini untuk memantau produksi dan suplai ke pabrik," kata Budidoyo yang juga Sekjen Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) itu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012