MEDAN: Serangga penyerbuk kelapa sawit diperkirakan mampu  meningkatkan produksi CPO sebesar 3% pada tahun ini dibandingkan dengan  angka pada tahun lalu.
Wakil Ketua DMSN Derom Bangun menengaskan Indonesia tidak perlu memikirkan perluasan lahan untuk meningkatkan produksi sawit.
“Cukup dengan mendatangkan serangga penyerbuk kelapa sawit [SPKS]  baru dari Afrika mampu mendongkrak produksi CPO 3% dari produksi tahun  lalu sekitar 25 juta ton,” ujarnya kepada Bisnis di Medan hari ini  (Kamis, 5 Januari).
Sebelum 1980-an, jelasnya, penyerbukan  kelapa sawit di Indonesia  dilakukan secara manual dengan serangga lokal. Pada awal 1980-an, lanjut  dia, Malaysia memperkenalkan serangga dari Kamerun, Afrika yang lebih  kuat melakukan penyerbukan kelapa sawit.
“Indonesia, tambahnya, menggunakan serangga Kamerun itu menjadi  serangga penyerbuk sejak 1983. Hasilnya sangat memuaskan karena  penyerbukan kelapa sawit secara manual dapat ditinggalkan dan  mengadandalkan  serangga elaeidobius kameronicus.”Persoalannya kemampuan serangga Kamerun melakukan penyerbukan semakin menurun sejak beberapa tahun terakir, sehingga perlu diteliti serangga yang lebih kuat untuk melakukan penyerbukan tanaman.
“Banyak serangga dari Afrika yang mampu melakukan penyerbukan. Akan tetapi harus diteliti agar serangga tersebut tidak menyebarkan penyakit lain yang bisa mematikan tanaman kelapa sawit,” jelasnya.
Biaya tinggi
Sementara itu, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan  Witjaksana Darmosaskoro mengatakan siap menggemban tugas tersebut  sepanjang didukung oleh pemerintah pusat.
“Biaya untuk meneliti serangga penyerbuk baru ini cukup besar.  Sebaiknya pemerintah mengambil sebagian dari dana bea keluar CPO untuk  mendanai penelitian itu,” tuturnya.
Peningkatan produksi kelapa sawit bukan hanya dilakukan dengan cara  perluasan lahan, tetapi dapat dengan meningkatkan penyerbukan, sehingga  kualitas dan berat buah kelapa sawit bertambah.
Selama ini, tambahnya, serangga dari Kamerun sudah berperan besar  menyerbuki kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. Akan tetapi,  jelasnya, akhir-akhir ini kemampuan serangga Kamerun semakin menurun,  sehingga produktivitas sawit nasional juga mengalami penurunan.
“Untuk mengantisipasi pelambatan produksi sawit nasional diperlukan  berbagai terobosan, termasuk meneliti serangga penyerbuk baru yang mampu  memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap peningkatan kualitas  dan kuantitas kelapa sawit,” terangnya. (esu)/BS

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment