Medan. Sumatera Utara dipastikan memiliki klaster karet setelah dewasa ini klaster sawit sedang dalam proses perampungan di Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun.
"Pemerintah pusat mendukung pembangunan klaster karet yang direncanakan di Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai," kata Kepala Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sumut, Idayani Pane, di Medan, Minggu (15/1).
Dia mengakui, sama dengan klaster sawit Sei Mangkei, klaster karet di Sei Bamban itu juga berada di kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 3. Di kawasan itu, kata dia, semua produk hulu dan hilir dan termasuk untuk riset akan dibangun.
Setelah menjadi "pionir" di klaster industri sawit di Sei Mangkei, PTPN 3 sejak tahun lalu memang sudah menyatakan kesiapan menjadi yang terdepan lagi di klaster industri karet Sumut, katanya.
Klaster industri karet memang diharapkan pemerintah terbentuk di Sumut, karena daerah itu juga merupakan salah satu daerah penghasil karet dan ekspor terbesar di Indonesia seperti halnya sawit.
Klaster karet tersebut diharapkan bisa semakin meningkatkan kesejahteraan petani dan pengusaha industri kecil berbahan baku karet dan menambah nilai devisa serta tidak terlalu tergantung dengan ekspor dalam bentuk produksi setengah jadi seperti dewasa ini.
Idayani menjelaskan, selama ini salah satu kendala pengembangan klaster industri karet di Sumut adalah belum terbentuknya suatu pola dan hubungan yang baik antara perkebunan, pedagang dan kalangan industri pengolahan. "Dengan kesiapan PTPN3 menjadi terdepan dan dukungan pemerintah pusat diharapkan kendala itu bisa diatasi," katanya.
Menurut data, tahun 2010, produksi karet Sumut mencapai 223.000 ton dari areal seluas 388.112 hektare yang terdiri dari tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 52.244 hektare, tanaman menghasilkan (TM) 247.994 hektare dan tanaman tak menghasilkan (TTM) 48.730 hektare.
Meski produksi hanya sekitar 200.000 ton, Sumut setiap tahunnya bisa mengekspor hampir 500.000 ton karena pabrikan menambah pasokan bahan olah karet (bokar) dari daerah lain seperti Sumatera Barat.
PTPN3 tercatat merupakan perusahaan negara yang memiliki luas areal karet terbesar di Sumut bahkan di dunia atau sekitar 38.000 hektare dengan produksi hampir 40.000 ton per tahun.
"Pemerintah pusat sendiri berharap PTPN3 menjadi pilot project pengembangan vulkanisasi ban pesawat terbang yang selama ini dilakukan di Singapura atau Malaysia," kata Ida.
Direktur Wilayah I (Sumatera dan Kalimantan) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Roy Sianipar ketika berada di Medan, mengatakan, pemerintah memang sedang berupaya membuat klaster-klaster industri dari berbagai komoditas unggulan daerah dengan tujuan meningkatkan nilai tambah.
Selama ini ekspor berbagai komoditas Sumut masih terbatas pada barang setengah jadi seperti produk dari sawit, karet dan kopi sehingga lebih menguntungkan negara yang mengolahnya. (ant)/MB
No comments:
Post a Comment