Medan-. Nilai ekspor tembakau di Sumatera Utara (Sumut) mengalami peningkatan 17,37% atau dengan nilai US$211.819 juta pada periode Januari hingga November 2011 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, mengatakan, nilai ekspor tembakau memang mengalami peningkatan didukung dengan harga jual yang bagus, meski untuk jumlah permintaan menurun.
"Permintaan tembakau Sumut turun dari 33.751 ton menjadi 31.791 ton. Sedangkan permintaan perbulannya naik dari 2.971 ton menjadi 3.384 ton," ujarnya kepada MedanBisnis, Jumat (13/1).
Untuk negara tujuan ekspor tembakau tersebut, dikatakannya, masih didominasi ke Kolombia, Thailand, Turki, Iran dan Jerman. Permintaan tembakau ini diproyeksikan akan terus bertambah didukung dengan peningkatan kualitas tanaman tembakau di Sumut.
"Komoditas tembakau merupakan salah satu pendukung peningkatan nilai ekspor di Sumut yang mencapai US$ 10,6 miliar selama periode Januari-November 2011," ucapnya.
Manager Distrik Tembakau PTPN2 Bambang Sutrisno, mengatakan penjualan langsung tembakau deli memang selalu dilakukan diluar produksi tembakau yang dilelang atau kini juga sudah dijual langsung ke pasar-pasar tertentu. "Pemasaran langsung ini biasanya memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, Eropa dan Malaysia," katanya.
Ditahun 2011, dia menambahkan, pihak manajemen mempersiapkan produksi tembakau deli untuk penjualan langsung sebanyak 360 ton ke Malaysia yang diperlukan untuk industri rokok dan cerutu di sana dengan harga jual sekitar US$ 4/kg. Kemudian, produksi tembakau deli untuk ke Eropa disiapkan sebanyak 840 ton dengan harga sekitar Euro 18-20/kg yang biasanya memiliki kualitas di bawah tembakau lelang.
Ada pula produksi tembakau untuk pasar Amerika Serikat mencapai 450 ton dengan harga jual sekitar US$ 3,8-4/kg yang biasanya digunakan bagi pekerja tambang. "Ini produksi tembakau tahun tanam 2010 atau diluar produksi tembakau yang akan dilelang. Biasanya tembakau ini memang memiliki kualitas di bawah tembakau lelang," jelasnya.
Untuk produksi tembakau deli dari hasil tanam 2010 yang telah dipasarkan tahun 2011 sebanyak 759 ball ditambah lagi dengan jumlah tembakau untuk penjualan langsung. Sedangkan dari tanam 2011 dan dipasarkan ditahun ini, ditargetkan panen untuk lelang sebanyak 864 ton ditambah lagi produksi penjualan langsung ke Eropa mencapai 105 ton, ke Amerika Serikat sebanyak 450 ton dan pemasaran tembakau ke Malaysia sebanyak 450 ton.
"Semua produksi tersebut untuk dipasarkan tahun ini baik dilelang atau penjualan langsung," imbuh Bambang.
Sementara hasil pelelangan langsung tahun 2011, tambahnya, telah habis terjual sebanyak 1.100 ball atau sekitar 80.300 kg ke pasar Eropa dan sudah dikirim ke masing-masing industri yang memesannya di sana.
Penjualan langsung dilakukan di Indonesia, membawa dampak positif dengan kenaikan harga jual menjadi 38,3 Euro/kg dari sebelumnya hanya 26 Euro/kg. Sementara produksi tembakau yang dipasarkan tahun ini sebanyak 759 ball ditambah sisa tembakau tahun sebelumnya sekitar 341 ball.
"Tembakau hasil produksi 2011 semuanya sudah habis terjual. Permintaan pasar tetap dari Eropa. Dan karena sekarang penjualan tembakau langsung di Indonesia, maka pengiriman langsung dilakukan ke masing-masing industri di negara pembeli," ungkapnya.
Sementara pertanaman tembakau di tahun 2012, ditargetkan seluas 650 hingga 700 ladang dengan perkiraan hasil mencapai sekitar 1.500-1.600 ball. "Produksi memang sengaja dinaikkan karena memenuhi permintaan pasar yang juga meningkat.Tapi tetap mengutamakan kualitas dan jadikan produk eksklusif sehingga harga jual tinggi," pungkas Bambang. ( yuni naibaho)/MB
No comments:
Post a Comment