MEDAN- Harga bahan olah karet di pabrikan Sumatera Utara bergerak naik  mengikuti harga ekspor dan mulai menguatnya nilai tukar rupiah atas  dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet  Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan harga bahan olahr  karet (bokar) di pabrikan Sumut, Rabu (25/1) sudah menjadi Rp29.142 - Rp31.142 per kg dari sebelumnya Rp28.200-Rp30.200 per kg.
Kenaikan harga bokar dipicu naiknya harga ekspor menjadi 3,805 dolar AS per kg dari 3,726 dolar AS per kg.
Harga bokar yang menguat itu juga dipicu menguatnya kembali nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menjadi Rp8.973 per satu dolar AS dari sebelumnya Rp8.910.
Kenaikan  harga ekspor karet sendiri dipicu naiknya harga minyak mentah dan  kebijakan pemerintah Thailand yang membeli karet rakyatnya.
Harga semakin naik karena pasokan ketat dari negara sentra produksi ditengah permintaan yang tren menguat.
Harga diperkirakan bisa menguat lagi karena ada kemungkinan minyak mentah naik lagi.
Minyak mentah yang menguat membuat konsumen karet sintesis beralih ke karet alam.
Pengamat  ekonomi Sumatera Utara, Jhon Tafbu Ritonga, mengatakan, krisis ekonomi  yang masih terjadi khususnya di Eropa membuat perdagangan berbagai  barang berfluktuasi.
Krisis juga membuat nilai tukar mata uang termasuk Rupiah juga berfluktuasi.
"Jadi  seharusnya pemerintah hati-hati memberlakukan berbagai kebijakan yang  bisa merugikan perdagangan karena berdampak pada penerimaan  devisa,"katanya.(antara)/Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment