PEKANBARU: PT Perkebunan Negara (PTPN) V meluncurkan program revitalisasi terhadap tanaman kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, Jumat 3 Februari 2012.
Program bertujuan untuk mengganti tanaman tua itu ditandai dengan penumbangan pohon sawit berusia 30 tahun di kebun petani plasma mitra PTPN V di Desa Tapung Jaya, Kecamatan Tandun, Rokan Hulu.
Luas kebun sawit akan ditanam ulang (replanting) di lokasi itu pada tahun ini mencapai sekitar 700 hektare (ha), kata Direktur Utama PTPN V, Fauzi Yusuf.
"Mari semua pihak menyambut dan bersinergi dalam program 'replanting' ini," ajak Fauzi Yusuf.
Ia berterima kasih kepada petani plasma atas kesabarannya untuk mau menunggu cukup lama direalisasikannya program replanting, yang sebenarnya sudah direncanakan sejak 2009.
Revitalisasi diakuinya terlambat karena tanaman sawit di Desa Tapung Jaya sudah ditanami sejak 1981-1982, atau lebih dari masa produktif tanaman yang hanya 20 tahun.
Keterlambatan itu disebabkan masalah legalitas lahan karena beberapa petani plasma banyak yang menjual lahannya tanpa mengubah sertifikat kepemilikan.
Disamping itu domisili pemilik telah berpindah tempat, pengurusan ahli waris dan kendala permodalan dari bank penjamin yang terlalu hati-hati untuk pemberian kredit.
Ia menjelaskan, awalnya area kebun sawit plasma akan dilakukan peremajaan tahap awal seluas 1.000 ha di Desa Tapung Jaya, dengan jumlah petani 500 kepala keluarga (KK). Kebun plasma itu merupakan kerjasama perusahaan dengan Koperasi Unit Desa Karya Mukti.
Namun, sebanyak 87 KK tak ikut program itu karena lahan petani sudah diremajakan terlebih dulu dengan dana pribadi.
Secara keseluruhan, PTPN V akan melakukan replanting perkebunan plasma sawit di Riau seluas 56.655 ha. Program itu akan dilakukan bertahap hingga 2022.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir, mengatakan pemerintah pusat membantu meringankan beban petani dalam melakukan replanting dengan sumber dana kredit program Pengembangan Energi Nabati Revitalisasi Perkebunan (PENRP).
Dengan hal itu, petani akan mendapatkan subsidi bunga kredit, yakni hanya membayar bunga tetap sebesar tujuh persen per tahun.
Menurut dia, dalam tahun ini pemerintah menargetkan dapat merevitalisasi kebun sawit seluas 1.508 ha.
"Diharapkan pelaksanaan revitalisasi sawit rakyat di Riau jadi langkah awal peremajaan di daerah lain di Indonesia," katanya.
Diharapkan, program revitalisasi bisa meningkatkan kualitas dan produksi sawit rakyat, yang selama ini masih relatif rendah dari potensi yang ada.(antara)
Bupati Rokan Hulu, Achmad mengatakan masih ada sebanyak 178 KK di Desa Tapung Jaya belum ikut dalam program tersebut.
Ia berharap warga jangan ragu untuk ikut dalam program revitalisasi karena kepastian sudah ada.
"Jangan ragu dan takut terhadap pelaksanaan program peremajaan ini," ujarnya.
Sekretaris Tim Revitalisasi Pertanian Provinsi Riau, Rusdi, mengatakan pelaksanaan replanting sawit memerlukan biaya sekitar Rp39,9 juta/ha selama proses itu berlangsung selama empat tahun.
Proses penumbangan pohon tua, penanaman bibit baru dan perawatan selama empat tahun, akan dilakukan oleh perusahaan.
Ia mengatakan perusahaan akan menjadi avalis (penjamin) dalam pembiayaan program revitalisasi yang akan menggandeng Bank Riau-Kepri.
"Petani akan mulai mencicil kreditnya pada tahun keenam," katanya.(antara)EKsp
No comments:
Post a Comment