"Kualitas yang masih rendah membuat harga jualnya di pasaran turun," kata Adi, salah satu agen komoditas unggulan itu di Bandarlampung, Jumat.
Dia mengatakan, akibat kualitas yang rendah membuat harga beli dari petani hanya Rp3.000/kg, pekan lalu harganya Rp3.500/kg.
Akibat rendahnya kualitas barang, ia melanjutkan, banyak para eksportir yang enggan membelinya dalam volume banyak.
"Banyak petani kakao yang melakukan panen lebih awal, karena ditakutkan jika terlalu lama dipohon kualitasnya akan buruk dan dimakan hama," katanya.
Untuk masa panen raya, Adi mengatakan, diperkirakan akan tiba pada awal Maret.
Kakao dipasok dari Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Lampung Timur.
Sementara itu, salah satu petanai kakao asal Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Toto, mengatakan, hujan yang terus mengguyur daerah ini membuat para petani sulit menjemur hasil panennya sehingga kadar airnya tinggi.
"Terkadang para petani harus menjual kakao yang masih terlihat muda untuk menyambung hidup dan menutupi kerugian," kata dia.
(es/ES/bd-ant)
No comments:
Post a Comment