Jakarta,.  Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan dalam waktu dekat  komoditas karet akan diperdagangkan di bursa berjangka Jakarta  (JFX/Jakarta Future Exchange).
Hal ini diungkapkan oleh  Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Kantornya, akhir pekan  ini. Dia mengungkapkan, sebagaimana komoditas timah yang juga sudah  masuk dalam perdagangan di bursa berjangka komoditas beberapa hari lalu,  diharapkan komoditas karet juga akan menjadi acuan harga komoditas  dunia. "Kita ingin karet juga diperdagangkan di BBJ seperti juga timah yang  sudah resmi ditransaksikan di BBJ. Seperti halnya timah yang sudah  menjadi acuan harga dunia, kita menginginkan bursa komoditi karet kita  sebagai referensi harga karet dunia," kata Bayu. 
Lebih lanjut Bayu menyatakan, komoditas Indonesia akan terus didorong untuk bisa diperdagangkan di BBJ. Menurutnya, sudah waktunya Indonesia menentukan harga komoditas dunia.
"Jadi makin banyak komoditi Indonesia yang menentukan harga dunia. Kita akan dorong terus dan pada waktunya Indonesia betul-betul menjadi referensi bagi pasar komoditas, terutama acuan harga bagi komoditas yang menjadi andalan kita," tambah Bayu.
Untuk itu, lanjutnya, untuk masalah bea keluar (BK) akan dilakukan pembahasan lebih lanjut komoditas yang dikenakan kebijakan BK tersebut. Kata dia, pemerintah akan mencermati efektifitas penerapan kebijakan BK sehingga tidak semua komoditas akan dikenakan BK.
Yang jelas pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai produsen pertama dan referensi harga terutama bagi komoditas yang dikuasai. "Kita lihat perkembangan (karet masuk bursa), tenang saja dalam beberapa waktu dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (akan menjadi acuan harga dunia)," ujar Bayu. (ipot)
Lebih lanjut Bayu menyatakan, komoditas Indonesia akan terus didorong untuk bisa diperdagangkan di BBJ. Menurutnya, sudah waktunya Indonesia menentukan harga komoditas dunia.
"Jadi makin banyak komoditi Indonesia yang menentukan harga dunia. Kita akan dorong terus dan pada waktunya Indonesia betul-betul menjadi referensi bagi pasar komoditas, terutama acuan harga bagi komoditas yang menjadi andalan kita," tambah Bayu.
Untuk itu, lanjutnya, untuk masalah bea keluar (BK) akan dilakukan pembahasan lebih lanjut komoditas yang dikenakan kebijakan BK tersebut. Kata dia, pemerintah akan mencermati efektifitas penerapan kebijakan BK sehingga tidak semua komoditas akan dikenakan BK.
Yang jelas pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai produsen pertama dan referensi harga terutama bagi komoditas yang dikuasai. "Kita lihat perkembangan (karet masuk bursa), tenang saja dalam beberapa waktu dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (akan menjadi acuan harga dunia)," ujar Bayu. (ipot)
Ana

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment