sudah lihat yang ini (klik aja)?
Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara, Laksamana Adiyaksa, di Medan, mengatakan, pada tender di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT.Perkebunan Nusantara (PTPN), 24 Februari lalu, harga CPO misalnya ditutup Rp9.053 per kg.
Harga itu naik cukup besar dari sebesar Rp8.864 per kg di tender tanggal 17 Februari.
Harga crude palm oil (CPO) di lokal yang naik itu mengikuti kenaikan harga di pasar internasional dimana pada 24 Februari, harga di bursa Rotterdam untuk pengapalan Maret dan April ditutup sebesar 1.132,50 dolar AS per ton atau naik dari tanggal 17 Februari yang masih 1.117, 50 dolar AS per ton.
"Banyak faktor penyebab kenaikan harga CPO khususnya akibat permintaan yang menguat," katanya.
Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, menyebutkan kenaikan harga itu sudah dprediksi sejak awal .
Kalau awal Desember 2011 harga masih di bawah 1.000 dolar AS per ton (CIF Rotterdam), maka akhir Februari sudah 1.132, 50 dolar AS per ton.
Tidak heran juga akhirnya CPO di lokal ikut naik dari sebesar Rp7.000 per kg di awal Desember 2011 menjadi Rp9.000 per kg.
Harga yang nak itu, disebabkan peningkatan produksi seluruh minyak nabati tidak mencukupi dibanding dengan permintaan.
Berdasarkan data Oil World produksi CPO untuk seluruh dunia periode Oktober 2011 sampai September 2012 mencapai 51,1 juta ton atau hanya naik 2,4 juta ton dari periode sebelumnya yang 48,7 juta ton.
Sementara, kata dia, di posisi permintaan ada pertumbuhan yang lebih tinggi atau hingga 3 juta ton.
Menurut Derom, pada sisi permintaan, selain peningkatan penggunaan pada industri makanan juga terjadi pada industri biosolar.
Di Indonesia sendiri diperkirakan penyerapan CPO untuk industri biosolar akan mengalami peningkatan dari di bawah 500.000 ton per tahun menjadi 700.000 ton per tahun.
"Seseuai prediksi saya sebelumnya, harga CPO bisa menyentuh 1.200 dolar AS per ton," katanya.
(es/ES/bd-ant)/B-D
No comments:
Post a Comment