Medan. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh  Indonesia (K-SPSI) meminta agar penetapan upah minimum dikaji kembali.  Hal ini disebabkan, penetapan upah minimun yang selama ini dilakukan  belum memenuhi rasa keadilan.                   Ketua DPD F-SPSI  Sumatera Utara (Sumut) Sugianto Situmeang mengatakan hal itu kepada  wartawan di Medan, Rabu (22/2), usai mengikuti Kongres VIII K-SPSI di  Batu Malang, tanggal 17-20 Februari 2012. 
Sugianto mengatakan,  pada kongres tersebut, Yorrys Raweyai terpilih sebagai Ketua Umum DPP  K-SPSI secara aklamasi, sedangkan Sekretaris Jenderal dijabat oleh Rudi  Prayitno. Kongres tersebut dibuka oleh Menko Kesra HR Agung Laksono. 
Sugianto  mengatakan, dalam kongres tersebut, Yorrys mengatakan, penetapan upah  minimum yang selama ini dilakukan perlu dikaji kembali agar memenuhi  rasa keadilan. "Kami menginginkan agar upah minimum pekerja dapat setara  dengan gaji yang diterima pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, upah  sekarang belum bisa memberikan kesejahteraan bagi para pekerja. Padahal,  mereka bekerja cukup berat dibandingkan PNS," tegasnya. 
Mengutip  pernyataan Yorrys, Sugianto juga mengatakan, K-SPSI akan meningkatkan  kualitas sumber daya manusia (SDM) pekerja melalui peningkatan  pendidikan. "Sebab, dengan memiliki keterampilan dan keahlian yang  tinggi, para pekerja akan mempunyai daya tawar dalam dunia kerja. Dan  ini menjadi salah satu rencana yang akan dilaksanakan oleh K-SPSI di bawah pimpinan Yorrys Raweyai," ujarnya. 
Sugianto juga menuturkan, K-SPSI akan berjuang agar pola hubungan tripartit antara pekerja, pengusaha dan pemerintah dapat berlangsung sejajar. Sebab, selama ini, pemerintah dan pengusaha cenderung mendominasi pola komunikasi jika membahas sesuatu dengan pekerja.
Sugianto  yang didampingi pengurus DPD K-SPSI Sumut dan Ketua K-SPSI Deliserdang M  Sahrum juga mengatakan, ke depan, K-SPSI menargetkan dapat menjadi organisasi  pekerja yang mandiri. "Ketua Umum sudah menginstruksikan agar jajaran  K-SPSI tidak lagi membiasakan membuat proposal untuk diedarkan, saat  akan membuat kegiatan. Semua kegiatan kita harus dilakukan secara  mandiri," tuturnya. 
Kongres K-SPSI yang berlangsung di  Batu Malang tersebut dihadiri 25 DPD se-Indonesia, 270 DPC, 14 FSPA dan  dihadiri 750 peserta serta peninjau. (hisar hasibuan)/MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment