Menejer operasional Forum Kakao Aceh (FKA) Azmil Umur di Banda Aceh, Rabu mengatakan kenaikan harga komoditas itu di pasar internasional sebesar 100 poin dibanding harga sebelumnya.
"Kita berharap pertumbuhan positif yang juga terjadi di kawasan Eropa dan Amerika dapat terus berlanjut guna meningkatkan harga komoditas tersebut," katanya.
Dijelaskannya, salah satu komoditas unggulan asal provinsin ujung paling barat Indonesia itu banyak di ekspor ke negara-negara konsumen kakao seperti kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Azmil menambahkan, kenaikan harga komoditas tersebut di pasar internasional sebesar 100 poin juga berdampak terhadap harga di pasar lokal dan nasional.
Ia menjelaskan, persediaan kakao di provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu masih cukup untuk memenuhi permintaan pasar lokal, nasional dan internasional.
"Persediaan biji kakao kering yang ada di petani kami perkirakan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen di pasaran," katanya.
Provinsi Aceh memiliki lahan kakao produktif sekitar 70 ribu hektare dengan rata-rata produksi sebanyak 350 kg sampai 400 kg/hektare.
Adapun luas lahan produktif tersebut tersebar di delapan kabupaten sentra kakao diantaranya Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
(es/ES/bd-ant)B-D
No comments:
Post a Comment