Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Saturday, February 4, 2012

Askindo Minta Program GERNAS KAKAO Dibenahi

JAKARTA: Asosiasi Kakao Indonesia meminta program gerakan nasional (gernas) kakao dibenahi, karena program yang berjalan selama 3 tahun itu tidak efektif, sehingga produksi komoditas itu tidak meningkat, justru menurun.

Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan program yang semula berorientasi proyek pengadaan barang, seperti bibit dan pupuk secara terpusat harus diubah dalam bentuk pemberdayaan petani.
“Pusat harus lebih mengutamakan bibit-bibit unggul daerah yang dapat dibudidayakan oleh petani ataupun pemda setempat, karena pada akhirnya tidak ada beda antara bibit SE dengan bibit dengan mekanisme sambung pucuk,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat 3 Februari 2012.

Dia menuturkan pemerintah pusat harus mendorong pemerintah daerah untuk memobilisasi tenaga-tenaga penyuluh mereka untuk meningkatkan interaksi dengan petani.

Melalui peningkatan interaksi diharapkan akan terjadi transfer pengetahuan dari penyuluh lapangan kepada petani.

Zulhefi menambahkan program pengadaan pupuk khusus yang tidak berkelanjutan supaya dievaluasi dan diganti dengan penguatan petani untuk menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi mereka.

Hal lain yang harus dilakukan, katanya, pemerintah perlu memberi insentif untuk mendorong petani supaya mem-fermentasi biji kakao yang telah dipanen.

Beberapa persoalan kakao, lanjutnya, itu seperti penurunan produksi kakao. Produksi kakao pada 2010 sebanyak 575.000 ton turun menjadi 450.000 ton pada 2011.

Penurunan produksi itu disebabkan kakao merupakan tanaman yang sensitif dan memerlukan perawatan yang intensif. Pada saat kondisi hujan sepanjang 2011 dan perawatan kurang memadahi menyebabkan tanaman kakao mudah terserang hama dan penyakit.

“Sayangnya kondisi alam yang memang sulit untuk dikendalikan tidak diimbangi dengan kesigapan tenaga-tenaga penyuluh lapangan. Akibatnya tidak ada yang selalu memotifasi petani untuk merawat tanaman dan memberikan solusi atas permasalahan mereka,” jelasnya.

Zulhefi menilai jika dilihat pada rentang waktu pelaksanaan program gernas kakao, seharusnya saat ini sudah ada output yang bisa mempengaruhi produksi kakao Indonesia. Gernas kakao sudah dilaksanakan selama 3 tahun, tetapi tidak mampu meningkatkan produksi, justru produksi turun. Anggaran gernas kakao tahun ini Rp500,4 miliar.

Beberapa permasalahan dalam implementasi Gernas Kakao seperti ketidaksesuaian antara program dengan kebutuhan di lapangan. Pengadaan bibit yang dikatakan unggul dengan harga relatif mahal dianggap akan menyelesaikan permasalahan banyaknya tanaman tua dan terserang hama-penyakit. Sehingga faktor  penguatan motifasi petani dan transfer knowledge terkesan diabaikan.

Dia memamaprkan mega proyek pengadaan bibit unggul secara besar-besaran terkesan sangat dipaksakan dan tergesa-gesa. Pada saat awal implementasi pengadaan bibit SE untuk kakao baru pertama kali diuji lapangan di Ekuador dalam jumlah yang relatif kecil.

Menurutnya, pengadaan pupuk formula khusus untuk daerah tertentu, keberlanjutannya baik dalam bentuk program maupun secara bisnis tidak dapat dipertahankan. Akibatnya petani menjadi kesulitan untuk memperoleh pupuk sebagaimana dimaksud.(bas)/B-I

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum