MEDAN–Devisa Sumatra Utara dari karet pada 2013 turun 10,91 persen 
dari 2012 atau menjadi 2,100 miliar dolar AS akibat turunnya harga 
ekspor.
“Tahun 2012, nilai ekspor karet dan barang dari karet masih bisa 
sebesar 2,357 miliar dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) 
Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu (5/2/2014).
Penurunan devisa dari karet itu berpengaruh besar pada nilai ekspor 
Sumut secara total di tahun lalu mengingat komoditas itu tiap tahun 
menjadi penyumbang terbesar kedua setelah sawit.
Tahun lalu, total devisa Sumut turun 7,66 persen atau menjadi 9,597 miliar dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) 
Sumut, Edy Irwansyah menyebutkan, harga ekspor karet di tahun 2013 
memang tren melemah dampak permintaan yang sepi.
“Harga ekspor yang melemah itu juga masih berlangsung hingga awal 
tahun 2014 yang juga sebagai dampak permintaan sedikit di tengah stok di
 pasar yang cukup banyak,”katanya.
Harga karet jensi SIR20 di bursa Singapura pada tanggal 4 Februari 
2014 misalnya masih dituup 1, 869 dolar AS per kg untuk pengapalan Maret
 dan bahkan untuk April lebih rendah lagi atau 1,883 dolar AS.
Dengan harga ekspor yang tren melemah dewasa ini dan permintaan yang 
masih sepi dampak perekonomian China yang juga turun, ada prakiraan 
harga bisa bertahan murah dan itu meresahkan eksportir dan 
petani.(ant/msi)
 Oleh  Bisnis-sumatra 
										on Feb 5th, 2014  					 																																													

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
