"Konversi
itu terjadi bermacam-macam, seperti sawit bisa menjadi kopi, karet bisa
menjadi sawit. Bahkan ada juga yang mengkonversikan komoditas
perkebunan ke komoditas pertanian, apakah itu hortikultura atau pangan,
sesuai dengan kemauan petaninya,"
Medan. Meskipun produktivitas sejumlah komoditas
perkebunan unggulan di Sumatera Utara (Sumut) terbilang stabil, namun
setiap tahunnya jumlah tersebut mengalami perubahan.
Kepala Dinas Perkebunan Sumut, Aspan Sofyan
mengungkapkan, faktor penyebab fluktuatifnya produksi perkebunan
tersebut lebih dikarenakan adanya alih fungsi lahan dan konversi pada
komoditas perkebunan yang kerap berlangsung sepanjang tahunnya."Untuk produksi perkebunan yang jadi masalahnya adalah alih fungsi lahan dan konversi komoditas perkebunan. Sehingga dengan begitu, angka produksi perkebunan Sumut menjadi fluktuatif setiap tahunnya," ungkapnya kepada MedanBisnis, Selasa (25/2).
Dijelaskan Aspan, konversi dan alih fungsi itu terjadi sesuai dengan keinginan dari masing-masing petani. Motivasinya juga beragam, seperti halnya dengan konversi, hal itu terjadi dikarenakan minat petani lebih memilih untuk mengembangkan komoditas perkebunan yang dianggap lebih menguntungkan.
"Konversi itu terjadi bermacam-macam, seperti sawit bisa menjadi kopi, karet bisa menjadi sawit. Bahkan ada juga yang mengkonversikan komoditas perkebunan ke komoditas pertanian, apakah itu hortikultura atau pangan, sesuai dengan kemauan petaninya," jelasnya.
Tetapi lanjut Aspan, konversi dan alih fungsi itu tidak akan sampai mengganggu produktivitas komoditas perkebunan unggulan yang ada. "Pastinya, produksi perkebunan Sumut tidak ada masalah karenanya," ujarnya.
Disinggung soal wacana moratorium yang berkembang terhadap sawit belakangan ini, Aspan juga mengaku seandainya hal itu terjadi, juga tidak akan berpengaruh pada produksi sawit Sumut. Karena angka produksi Sumut dari petani selama ini cukup tinggi dan relatif stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Sumut tahun 2012, komoditas karet Sumut total produksinya sebanyak 468.648.47 ton, tandan buah segar (TBS) sebanyak 15.493.050.16 ton, kopi arabika 50.615.76 ton, kopi robusta 9.255.88 ton, kelapa 96.699.74 ton, dan kakao sebanyak 57.566.59 ton. Sedangkan total produksi perkebunan Sumut dari 24 jenis komoditas sebanyak 4.737.630.80 ton. ( rozie winata)MedanBisnis