Surabaya. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI
memproyeksikan areal budidaya tanaman tebu pada tahun 2014 seluas 81.517
hektare untuk mendukung pencapaian produksi gula yang ditargetkan
sebanyak 470.588 ton.
Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi ketika
dihubungi di Surabaya, Senin (3/2), mengatakan areal budidaya tebu
tersebut mengalami sedikit penurunan dibanding musim 2013 yang mencapai
82.150 hektare, dengan 85% di antaranya merupakan tebu milik petani.
"Kurang
bersahabatnya harga gula sepanjang tahun 2013 diprediksi akan
memberikan sentimen negatif bagi perluasan tebu rakyat. Artinya, sulit
berharap petani untuk melakukan ekspansi areal," katanya.
Menurut Adig, faktor harga masih menjadi masalah sensitif dan pertimbangan utama bagi petani dalam memilih komoditas agribisnis.
Fenomena
tersebut terjadi pada 2013, ketika luas areal budidaya tebu meningkat
jadi 82.150 hektare, yang dipicu membaiknya harga komoditas gula
sepanjang tahun sebelumnya, yakni berkisar Rp9.500 hingga Rp11.500 per
kg.
"Padahal, dalam kondisi normal luas areal budidaya tebu hanya
sekitar 73.000-77.500 hektare. Kondisi serupa pernah terjadi pada 2008,
yang dipicu membaiknya harga gula setahun sebelumnya. Selain harga,
kondisi agroklimat juga mendukung produksi gula jadi melimpah," tambah
Adig.
Sebaliknya, harga gula yang kurang bersahabat dan cenderung
anjlok terjadi sepanjang 2013, bahkan di bawah Rp9.000 perkilogram
sehingga membuat sebagian petani menjerit.
Terkait menurunnya
areal tebu, lanjut Adig, PTPN XI terus berupaya mendorong petani agar
dapat melaksanakan praktik budidaya terbaik, memberikan perhatian pada
kecukupan agroinputs dan implementasi manajemen panen untuk menunjang
keberhasilan pengolahannya di pabrik.
Selain itu, untuk
mengompensasi kemungkinan penurunan areal tebu rakyat, perseroan juga
melakukan sedikit perluasan lahan tebu sendiri dari 19.121 hektare
menjadi 19.760 hektare.
Produktivitas juga dipatok tidak kurang
5,74 ton gula per hektare dengan komponen tebu 73,4 ton per hektare dan
rendemen rata-rata sebesar 7,64%.
"Dengan asumsi itu, kami
optimistis target produksi gula sebanyak 470.588 ton bisa tercapai. Dari
produksi itu, sebanyak 220.588 ton gula adalah milik petani dari bagi
hasil dan sisanya 250.000 milik pabrik gula," ujarnya.
Ia
menambahkan produksi itu diperoleh dari penggilingan tebu sebanyak 6,2
juta ton pada 16 pabrik gula yang dioperasionalkan dengan total
kapasitas 42.000 ton tebu perhari.
Adig Suwandi mengakui biaya
usaha tani terus mengalami peningkatan, terutama komponen nilai sewa
lahan, pemeliharaan di kebun dan manajemen panen. "Kami juga menyiapkan
sejumlah jurus untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terkait
perubahan dan anomali iklim, baik ekstrem basah maupun kering, antara
lain melalui kesiapan infrastruktur kebun, budidaya dan prakondisi
tebangan," katanya. (ant )MedanBisnis