Labusel. Harga jual karet petani Labuhanbatu Selatan (Labusel) merosot tajam.
Kondisi itu sudah dua pekan terakhir dialami petani karet di dua
kecamatan di kabupaten itu. Harga jual karet sebelumnya di level
Rp10.000 per kg, kini harga turun menjaadi Rp6.000-Rp7.000 per kg.
"Sebelumnya harga karet Rp10.000 per kilogram. Sekarang
menurun tajam," ungkap Udin, petani karet di Kecamatan Sei Kanan,
Labusel, Jumat (7/2).
Akibat merosotnya harga karet, petani mesti
lebih efisien dalam mengatur keuangan rumah tangga. Karena
ketidaksebandingan penerimaan pendapatan dengan pengeluaran. "Sekarang
lebih besar pengeluaran ekonomi dari pemasukan demi memenuhi kebutuhan
hidup mereka," ujarnya.
Petani karet saat ini, katanya, meradang
akibat penurunan harga tersebut. Konon lagi, bagi petani karet
sepertinya yang hanya memiliki kebun karet seluas satu hektar dengan 600
batang pohon karet. Kalkulasinya, kata dia, untuk satu pohon karet
hanya bisa menghasilkan satu ons getah. Bila dirata-ratakan getah karet
yang dihasilkan dalam satu hektar hanya berkisar 300-500 kg perbulan.
"Jika harga karet Rp7.000, maka penghasilan kotor Rp2juta sebulan.
Penghasilan ini mesti dibagi dua untuk upah pekerja," ujarnya.
Uniknya,
kondisi kemarau yang melanda Labusel sejatinya mendongkrak harga jual
getah. Tapi, hal itu tidak terjadi pada saat ini. "Seharusnya ketika
kemarau harga karet mahal. Sekarang berbeda," imbuh Ima Siregar, warga
Desa Bange, Kecamatan Torgamba, Labusel. (fajar dame harahap)...
http://mdn.biz.id/n/78036/