Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Sunday, February 9, 2014

Penyebab Produksi Karet di Sumsel Turun



Produksi Karet di Sumsel Turun Hingga 20%, Ini Penyebabnya

PALEMBANG - Produksi karet dari petani di Sumatra Selatan anjlok hingga 20% selama satu bulan terakhir karena musim hujan.

Hujan yang belakangan ini sering terjadi di wilayah Sumsel membuat petani sulit menyadap getah dari tanaman karetnya. Tak hanya itu getah tersebut juga sering terbuanh akibat terbawa aliran hujan.


Irkhamiawan Maruf, petani karet di Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Banyuasin mengatakan dalam kondisi normal karet yang ditanamnya bisa menghasilkan 2 ton getah.

"Tetapi selama musim hujan ini produksinya turun sekitar 20%. Kesempatan menyadap berkurang, bahkan kami beberapa kali tidak bisa menyadap karena hujan dari pagi sampai sore," jelasnya saat ditemui Bisnis, Minggu (9/2/2014).

Menurut dia, musim hujan juga memengaruhi penyaluran lateks petani kepada pabrik-pabrik yang akan mengolah hasil komoditas utama Sumsel itu.

Petani kesulitan menjual ke pabrik karena jalan atau infrastruktur yang kurang memadai saat hujan datang. Sehingga, petani lebih memilih menjual getah kepada tengkulak yang mau mengambil langsung ke perkebunan petani.

Irkhamiawan mengemukakan petani terpaksa menjual karet tersebut kepada tengkulak meski harga yang diterima lebih rendah dibanding jual ke pabrik langsung.

"Tengkulak mau membeli di tempat meski jalan jelek walaupun kami mendapat harga rendah. Mereka yang menentukan harga,"katanya.

Saat ini rata-rata harga getah karet kadar 35%-40% di tingkat petani sekitar Rp5.000 per kg.
Penurunan harga tak hanya terjadi di Kabupaten Banyuasin, harga getah karet harian di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) juga turun dari sebelumnha Rp7.000 per kg menjadi Rp5.000 per kg.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel mengaku suplai bahan baku karet dari petani berkurang hingga 30%-40% karena faktor cuaca.

Ketua Gapkindo Sumsel Alex K. Eddi mengatakan selama musim hujan banyak perkebunan karet rakyat yang banjir sehingga akses petani mengirim pasokan jadi sulit.

"Sebelumnya, kami memang membatasi produksi karena harga jual di luar negeri sedang turun. Di samping itu, suplai dari petani pun berkurang karena faktor cuaca,"katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Alex mengatakan pihaknya khawatir kondisi ini membuat petani berpaling ke komoditas lain yang menawarkah harga jual lebih tinggi.

Gapkindo Sumsel menargetkan ekspor karet dapat meningkat 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan asosiasi per November 2013 ekspor karet mencapai 897.153 ton dari target 1 juta ton. Adapun rata-rata perbulan ekspor karet mencapai 81.559 ton.
 

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum