Kisaran, . UD Agro
Tani Mandiri (ATM) bekerjasama dengan Asosiasi Planter Indonesia (API)
melaksanakan diskusi dengan sejumlah petani sawit rakyat di Kabupaten
Asahan, guna mengenal penyakit busuk pangkal batang atau dikenal dengan
Ganoderma Boninense, Kamis (13/2).
Kegiatan diskusi yang dilaksanakan di Kantor ATM, Jalan Kartini Kisaran itu, disambut positif sejumlah para petani sawit, bahkan sejumlah pelajar Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) tidak meninggalkan kesempatan itu untuk mengikuti diskusi itu dan juga para.
Ditambah lagi guna mendukung visi dan misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, ATM sendiri selain melaksanakan diskusi-diskusi, juga memberikan pengetahuan kepada petani tentang mikroba pada tumbuhan serta membuka konsultasi gratistentang berbagai macam penyakit tumbuhan dan serta peningkatan produksi bagi masyarakat petani.
“Selain melaksanakan diskusi seperti ini, kita juga malayani konsultasi gratis baik melalui handphone Blackberry Massenger (BBM) dan juga email,” ungkap Baskara Liga yang juga sebagai Pelopor API.
Jadi Momok
Dalam diskusi itu diketahui, Ganoderma Boninense atau penyakit busuk pada pangkal batang sawit telah menjadi momok bagi petani, sebab penyakit ini secara perlahan-lahan bisa mematikan pohon sawit pada usia produktif.
“Kalau ini terjadi, kerugian yang dialami petani bahkan bisa bangkrut,” ungkapnya.
Diskusi
Dengan diskusi yang berlangsung lebih kurang tiga jam itu, Ganoderma Boninense atau busuk pada pangkal batang tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi petani, sebab selama ini jangankan untuk sekelas petani rakyat, perkebunan dalam skala besar sangat takut terhadap wabah penyakit Ganoderma.
“Ganoderma tidak lagi menjadi momok bagi petani sawit,” ungkap Baskara.
Paling penting dalam mengatasi ganoderma itu, katanya, bagaimana petani bisa mendeteksi lebih dini lagi sehingga bisa di atasi dengan baik dan dilakukan penanganan yang tepat dan tidak menularkan kepada pohon-pohon lain.
“Selama ini, ganoderma tidak dideteksi secara dini, hingga akhirnya menular ke pohon-pohon lain, hingga pohon sawit yang masih usia produktif mati,” ungkapnya.
Seperti dilakukan salah seorang petani di Sei Balei Kabupaten Batubara, yang selalu mendapat pengetahuan dari ATM, berhasil memperlambat lajunya ganoderma dan mengatasinya dengan baik.
“Upaya yang kami lakukan telah membuahkan hasil dengan baik,” ungkap petani sawit di Sei Balei itu, Usman yang telah merasakan manfaat.
Beberapa ciri yang ditemukan pada kelapa sawit yang terserang ganoderma, antara lain busuk pada pangkal pohon, pelepah bawah kering dan rebah.
Setelah ditemukan kondisi seperti ini, yang harus dilakukan petani yaitu, melakukan penanganan dengan baik, apakah dengan cara isolasi agar tidak menular ke pohon-pohon lain dan juga pemberian mikroba antagonis.
“Penanganan yang baik, akan memberikan hasil yang baik bagi petani,” paparnya sembari mengatakan pada stadium pemula dapat dikendalikan dengan mikroba-mikroba ddengan produk organik.
Dalam diskusi itu, Baskara juga melibatkan beberapa pengurus API antara lain, Wakil Ketua Ir Janter Simanjuntak, Sekretaris I R Pungawana ST SPdH, Kepala Cabang Asahan Budi Chandra dan juga peneliti dari Medan Evi Anggraini H STP.
Dia berharap dengan diskusi yang dilaksanakan ATM itu, bisa memberikan pengetahuan lebih kepada para petani rakyat, yang saat ini membutuhkan cara-cara yang tepat guna dalam mendeteksi dan mengatasi berbagai penyakit pada tanaman. “Petani selain diberikan kemudahan berbagai hal, tetapi juga harus diberikan juga pengetahuan yang baik,” paparnya. (aln)Kategori berita: Sumut(Analisa)
Kegiatan diskusi yang dilaksanakan di Kantor ATM, Jalan Kartini Kisaran itu, disambut positif sejumlah para petani sawit, bahkan sejumlah pelajar Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) tidak meninggalkan kesempatan itu untuk mengikuti diskusi itu dan juga para.
Ditambah lagi guna mendukung visi dan misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, ATM sendiri selain melaksanakan diskusi-diskusi, juga memberikan pengetahuan kepada petani tentang mikroba pada tumbuhan serta membuka konsultasi gratistentang berbagai macam penyakit tumbuhan dan serta peningkatan produksi bagi masyarakat petani.
“Selain melaksanakan diskusi seperti ini, kita juga malayani konsultasi gratis baik melalui handphone Blackberry Massenger (BBM) dan juga email,” ungkap Baskara Liga yang juga sebagai Pelopor API.
Jadi Momok
Dalam diskusi itu diketahui, Ganoderma Boninense atau penyakit busuk pada pangkal batang sawit telah menjadi momok bagi petani, sebab penyakit ini secara perlahan-lahan bisa mematikan pohon sawit pada usia produktif.
“Kalau ini terjadi, kerugian yang dialami petani bahkan bisa bangkrut,” ungkapnya.
Diskusi
Dengan diskusi yang berlangsung lebih kurang tiga jam itu, Ganoderma Boninense atau busuk pada pangkal batang tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi petani, sebab selama ini jangankan untuk sekelas petani rakyat, perkebunan dalam skala besar sangat takut terhadap wabah penyakit Ganoderma.
“Ganoderma tidak lagi menjadi momok bagi petani sawit,” ungkap Baskara.
Paling penting dalam mengatasi ganoderma itu, katanya, bagaimana petani bisa mendeteksi lebih dini lagi sehingga bisa di atasi dengan baik dan dilakukan penanganan yang tepat dan tidak menularkan kepada pohon-pohon lain.
“Selama ini, ganoderma tidak dideteksi secara dini, hingga akhirnya menular ke pohon-pohon lain, hingga pohon sawit yang masih usia produktif mati,” ungkapnya.
Seperti dilakukan salah seorang petani di Sei Balei Kabupaten Batubara, yang selalu mendapat pengetahuan dari ATM, berhasil memperlambat lajunya ganoderma dan mengatasinya dengan baik.
“Upaya yang kami lakukan telah membuahkan hasil dengan baik,” ungkap petani sawit di Sei Balei itu, Usman yang telah merasakan manfaat.
Beberapa ciri yang ditemukan pada kelapa sawit yang terserang ganoderma, antara lain busuk pada pangkal pohon, pelepah bawah kering dan rebah.
Setelah ditemukan kondisi seperti ini, yang harus dilakukan petani yaitu, melakukan penanganan dengan baik, apakah dengan cara isolasi agar tidak menular ke pohon-pohon lain dan juga pemberian mikroba antagonis.
“Penanganan yang baik, akan memberikan hasil yang baik bagi petani,” paparnya sembari mengatakan pada stadium pemula dapat dikendalikan dengan mikroba-mikroba ddengan produk organik.
Dalam diskusi itu, Baskara juga melibatkan beberapa pengurus API antara lain, Wakil Ketua Ir Janter Simanjuntak, Sekretaris I R Pungawana ST SPdH, Kepala Cabang Asahan Budi Chandra dan juga peneliti dari Medan Evi Anggraini H STP.
Dia berharap dengan diskusi yang dilaksanakan ATM itu, bisa memberikan pengetahuan lebih kepada para petani rakyat, yang saat ini membutuhkan cara-cara yang tepat guna dalam mendeteksi dan mengatasi berbagai penyakit pada tanaman. “Petani selain diberikan kemudahan berbagai hal, tetapi juga harus diberikan juga pengetahuan yang baik,” paparnya. (aln)Kategori berita: Sumut(Analisa)