Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Thursday, June 7, 2012

Harga kopi arabika di Sumut anjlok

MEDAN: Harga kopi arabika di sentra produksi Sumatra Utara ambruk dari Rp19.000 menjadi Rp7.000 per kilogram, sementara harga di pasar internasional bertahan pada kisaran US$5,8 sampai US$6 per kilogram.
Sejumlah petani kopi yang dihubungi Bisnis dari Medan membenarkan harga kopi Arabika (lebih dikenal dengan kopi ateng) di Pakpak Bharat, Sumut tinggal Rp7.000 per kilogram dari Rp19.000 dua pekan lalu.
Hadi Sinamo, seorang petani di Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat membenarkan harga kopi Arabika di daerahnya menurun drastis.

“Kami kurang tahu apa yang membuat harga kopi [Arabika] turun. Yang pasti pedagang pengumpul hanya mau beli dengan harga Rp7.000 per kilogram,” ujarnya kepada Bisnis Kamis 7 Juni 2012.
Menurut dia, pekan lalu tanda-tanda bakal turunnya harga kopi sudah mulai nampak karena tidak banyak pedagang pengepul (perantara) yang masuk ke pekan (pasar) yang berlasung sekali seminggu di daerah itu.
Sementara itu, Johni Lumbantu, petai kopi di Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut mengakui harga kopi jenis Arabika ditingkat petani menurun dari Rp20.000 menjadi Rp12.000 per kilogram. ”
“Petani kopi di daerah ini masih beruntung karena ada koperasi petani yang menampung dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,” tuturnya.
Dia mengatakan pergerakan harga kopi di sentra produksi Arabika seperti Humbang Hasundutan sulit diperkirakan karena masih tergantung kepada pedagang perantara.
“Selama ini yang menikmati keuntungan besar itu kan pedagang. Petani selalu berada dipihak yang lemah kalau sudah berhadapan soal harga,” tuturnya.
Dia mengakui saat ini panen kopi memasuki musim paceklik buah atau masa panen raya sudah berlalu.
“Biasanya kalau musim paceklik seperti saat ini tidak banyak pedagang perantara yang membeli kopi. Mereka menunggu petani menjual kopinya. Pedagang akan menentukan harga seenaknya”.
Sebelumnya, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Saidul Alam membenarkan musim paceklik kopi di daerah ini sudah tiba, sehingga pasok dari sentra produksi tersendat.
Harga kopi Arabika di pasar internasional, kata dia, masih berada pada kisaran US$5,8 sampai US$6 per kilogram.
“Semestinya harga kopi ditingkat petani berada pada kisaran Rp42.000-Rp43.000 per kilogram,” tuturnya.
Dia menduga karena harga kopi melambung ditingkat petani, para pedagang pengumpul tidak masuk pasar, sehingga harga pun anjlok. “Hal ini merupakan hukum pasar.
Sebaiknya petani menyimpan kopinya menunggu harga pulih. Eksportir umumnya sudah menyimpan stok tiga bulan ke depan,” tuturnya. (Ant)B-S

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum