London, 2/6  – Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit 
terbesar di dunia hingga saat ini belum bisa langsung mengekspor 
produknya itu ke Rusia atau masih melalui negara ketiga sehingga menteri
 pertanian kedua negara menyatakan siap merealisasikan perdagangan 
langsung.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan antara Menteri Pertanian RI Suswono
 dan rekannya dari Rusia Nikolai Fyodorov di sela Food Security 
Ministerial Meeting APEC di kota tengah Rusia, Kazan, demikian 
Sekretaris Dua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana kepada ANTARA 
London, Jumat.
Menurut Suswono, minyak sawit merupakan komoditas yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia.
Pemerintah Indonesia tengah mengembangkan industri sawit dengan 
memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Kelapa sawit adalah
 produk yang banyak dibutuhkan negara, termasuk di Rusia.
Minyak sawit telah menjadi komoditas utama yang diekspor Indonesia ke
 Rusia meskipun hanya 2 persen dari total volume ekspor minyak sawit 
Indonesia ke dunia pada tahun 2011.
Ekspor minyak sawit ke Rusia pada tahun 2011 sebanyak 323,8 ribu ton 
atau senilai 357,8 juta dolar AS. Pada tahun 2010, ekspor tercatat 250 
ribu ton atau senilai 222 juta dolar AS.
Suswono mengatakan bahwa Rusia adalah pasar potensial Indonesia. 
Dengan melihat tren positif ekspor minyak sawit ke Rusia dalam dua tahun
 terakhir, 400 ribu ton ekspor pada tahun 2012 dapat tercapai. “Dan, 
alangkah indahnya kalau dapat dilakukan perdagangan langsung,” kata 
Suswono.
Selain itu, Suswono didampingi Dubes di Moskow untuk Federasi Rusia 
Djauhari Oratmangun menyampaikan kepada Nikolai Fyodorov potensi 
buah-buahan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Rusia.
“Indonesia memiliki berbagai jenis buah-buahan eksotis sebagai khas 
wilayah tropis, seperti salak, nanas, pepaya, dan mangga yang dapat 
dikirim ke Rusia,” ujar Suswono.
Dalam pertemuan yang berlangsung penuh persahabatan tersebut, Nikolai
 Fyodorov mengatakan terdapat peluang impor buah-buahan dari Indonesia.
“Setidaknya saya dan keluarga saya sangat menyukai mangga dan pepaya,” ujar Nikolai Fyodorov.
Nikolai Fyodorov juga menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama kedua negara untuk produk gandum dan perikanan.
Menteri Pertanian Republik Indonesia berada di Kazan untuk mengadiri Food Security Ministerial Meeting APEC, 30–31 Mei 2012.
Dalam sidang pleno, Suswono menyampaikan pandangan Indonesia mengenai
 pentingnya ketahanan pangan, seperti diversifikasi pangan lokal dari 
produk pangan lokal, peranan sumber pangan lokal dalam mendukung 
ketersediaan pangan nasional yang pengembangannya didukung melalui 
inovasi dan teknologi.
Selain itu, dia memandang penting peningkatan kerja sama antarnegara 
APEC dalam memperbaiki akses pangan dan menciptakan keseimbangan dalam 
distribusi pangan.
Menteri Pertanian Indonesia tersebut menyempatkan pula melakukan 
pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Selandian Baru David 
Charter untuk membahas kerja sama kedua negara.

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 

 
 
 
