Menurut
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti, tahun 2011 nilai ekspor
kakao ke Malaysia mencapai US$ 111 juta, lebih tinggi dibanding negara
tujuan lain.
Malaysia menduduki posisi teratas walaupun dari tahun ke tahun menurun karena industri pengolahan kakaonya pindah ke Indonesia.
Pada 2009- 2011, ekspor kakao Indonesia ke Malaysia terus meningkat dari US$ 26 juta, US$ 62 juta dan US$ 111 juta.
Setelah Malaysia, negara tujuan ekspor terbesar berturut-turut ialah Amerika Serikat, Cina, Spanyol, Singapura, dan India.
Namun
meski secara kuantitas menunjukkan peningkatan, pada 2011 tren ekspor
kakao Indonesia berubah. Saat ini tren ekspor berubah menjadi ekspordownstream 2 atau berbentuk produk jadi.
Sebagai gambaran pada 2009 ekspor produk downstream 2 mencapai US$ 74,9 juta. Pada 2011 angka ini naik hingga US$ 209,3 juta.
Hal yang sama terjadi pada ekspor downstream 1 atau
produk setengah jadi. Pada tahun 2009 jumlah ekspor downstream 1
mencapai US$ 250,4 juta dan pada 2011 naik menjadi US$ 518,9 juta.
Namun
pada saat yang sama ekspor biji kakao menurun. Pada tahun 2009 ekspor
biji kakao dari US$ 1,09 miliar turun menjadi US$ 617,1 juta di 2011. (linda)