Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Monday, June 11, 2012

Harga Sawit Anjlok, .....

Dharmasraya, —Tu­run­nya harga sawit dalam be­berapa waktu terakhir, mem­buat petani makin menjerit. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan selisih harga sawit yang dijual di Dhar­mas­raya lebih rendah ke­tim­bang dijual luar Dharmas­raya. Akibat­nya, cicilan bank menjadi “ba­yang-bayang” di belakang petani.

Jika hal tersebut tidak sece­patnya ditangani bukan tidak mungkin perekonomian Dhar­masraya akan tiarap. Soalnya,  sebagian besar per­ekonomian Dharmasraya ber­gan­tung kepada sektor itu.


Aswad, seorang warga meng­ung­kap­kan, pemkab sepertinya tutup mata de­ngan kondisi ini. Pada hal ini me­nyangkut kelang­sungan hi­dup ma­syarakat Dhar­masraya khu­susnya.

“Jika tidak segera di tangani, bukan tidak mungkin ekonomi Dhar­masraya akan am­bruk,” jelasnya.

Di samping itu jelasnya, lobi pemkab dalam menetapkan har­ga sawit di Dharmasraya juga terke­san melempem. Pemkab terkesan pa­tuh dan taat pada harga yang dite­tapkan pabrik. Seharusnya peme­rintah punya nilai tawar de­ngan pabrik dalam menetapkan harga.

Kondisi saat ini, sudahlah harga sawit terus mengalami penu­runan, harga di Dhar­mas­raya  juga lebih rendah dibanding luar Dhar­masraya.

Sebagai contoh, harga sawit di pabrik yang ada di Dharmasraya sebesar Rp1.225 per kilogram, sementara di pabrik luar Dhar­masraya seperti Kabupaten Bungo sebesar Rp1.500 per kilogram. 

Bisa dihitung berapa keru­gian masyarakat Dharmasraya jika menjual ke pabrik yang ada di Dharmasraya. Contoh lain, ada toke yang berasal luar Dhar­mas­raya sanggup membeli sawit ke­pada petani dengan harga Rp1.230 per kilogram. Harga terse­but dibeli ditem­pat. Artinya toke tersebut langsung datang ke lokasi. Sehingga masya­rakat me­rasa ter­bantu karena tidak ada lagi biaya tambahan.

“Semen­tara jika dijual ke pabrik, sudahlah harga diba­wah harga toke, petani masih menge­luarkan lagi biaya trans­portasi dan biaya bongkar, aki­batnya pende­ritaan masya­rakat makin terpu­ruk, jika dijual ke pabrik yang ada di Dharmas­raya,” ke­luhnya.

Menurutnya, petani sekarang betul-betul berada dipuncak ke­kha­watiran. Harga sawit terus merosot sementara kebutuhan makin tinggi, belum lagi tahun ajaran baru tinggal di ambang pintu. Belum lagi cicilan di bank yang harus dipenuhi.

“Sama-sama kita saksikan saja nanti, ken­daraan yang sudah dibeli dengan sistem kredit, akan “ber­lomba-lomba” menuju lissing untuk ditarik karena masyarakat tidak sanggup membayar cicilan terse­but. Untuk itu diharapkan kepada peme­rintah agar lebih bijaksana melihat persoa­lan ter­sebut. Se­hing­ga ma­syarakat tidak hidup da­lam keseng­saraan,” tegas Aswad. (ita)-Padek Senin, 11/06/2012
[ Red/Administrator ]

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum