MEDAN : Harga ekspor minyak sawit mentah (crude palm
oil/cpo) cenderung melemah atau tinggal di kisaran 975 dolar AS per
metrik ton akibat pengaruh krisis ekonomi dan banyaknya pasokan minyak
nabati lainnya.
"Sebelumnya harga di akhir April masih 1.180
dolar AS per metrik ton, awal Juni 1.035 dolar AS dan harga CPO
diperkirakan berfluktuasi dengan tren melemah,"kata Bendahara Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Laksamana Adiyaksa, di
Medan, Jumat 22 Juni 2012.
Menurut dia harus diakui, dampak krisis ekonomi di AS dan Eropa mengganggu perdagangan CPO dengan melemahnya permintaan.
Harga CPO semakin jatuh, karena dewasa ini harga minyak mentah sedikit melemah dan pasokan minyak nabati lainnya sedang banyak.
"Menurunnya
harga ekspor membuat harga di pasar lokal juga turun atau tinggal
Rp7.906 per kg dari sebelumnya Rp9.429 per kg,"katanya.
Laksamana mengakui, penurunan harga ekspor CPO itu sudah diprediksi sejak 2011 setelah melihat permintaan tren melemah.
Wakil
Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, menyebutkan, harga rata-rata CPO
pada tahun 2012 diperkirakan hanya sebesar 1.050 dolar AS dari 2011 yang
di kisaran 1.100 dolar AS per MT.
Penurunan harga CPO itu
sendiri diperhitungkan dari melemahnya permintaan sebagai dampak krisis
global yang masih dirasakan dan upaya-upaya negara produsen minyak
nabati lainnya menekan harga sawit itu.
Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumut, Suharno mengungkapkan nilai ekspor lemak dan
minyak hewan/nabati Sumut pada kuartal I masih bertumbuh 18,19 persen
menjadi 1,421 miliar dolar AS.
Tetapi, diakui, pada April terjadi penurunan devisa akibat harga jual yang melemah.
Di
April, nilai ekspor ekspor golongan barang itu tinggal 308,365 juta
dolar AS atau turun 24,97 persen dari Maret yang sudah 440,343 juta
dolar AS.(antara)/Eksp