Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Monday, November 21, 2011

Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Sumut Minta Pemerintah Awasi Bokar

MEDAN- Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia, Sumatera Utara meminta pemerintah memperketat pengawasan terhadap bahan olah karet menyusul menurunnya harga jual di pasar internasional akibat aksi spekulan memanfaatkan krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat.

"Pengawasan harus ditingkatkan terhadap ekspor ilegal bokar (bahan olah karet) itu guna menghindari semakin anjloknya harga jual di pasar internasional," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Subang, di Medan, Minggu, 20 November 2011.

Menurut dia, meski ekspor bokar dilarang, tetapi penjualan bahan baku karet itu nyatanya masih terus berlangsung baik dari Sumut, Aceh dan Kalimantan.

"Jangan sampai kesulitan yang melanda petani, pedagang dan eksportir serta pemerintah dari menurunnya harga ekspor karet semakin berkepanjangan karena ulah pengusaha nakal yang mengekspor bokar itu," katanya.

Apalagi, kata dia, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) sudah mengingatkan eksportir untuk menghentikan sementara ekspor karet saat harga menembus di bawah 3 dolar AS per kg.

"Spekulan tentu tidak berani berspekulasi menekan harga kalau stok di tangan mereka tidak banyak. Ekspor bokar secara ilegal yang masih berlangsung itu harus distop," katanya.

Berdasarkan hasil laporan dari pengusaha eksportir karet, kata dia, ekspor bokar itu bahkan sering juga tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau ilegal, tetapi resmi.

Paling banyak kasus ekspor bokar, kata dia, dilaporkan dari pelabuhan di Kalimantan dan Kuala Langsa, Aceh.

Akibat di ekspornya bokar itu, kekurangan pasokan bahan baku karet untuk industri di Sumut dan daerah lain semakin dirasakan pengusaha setelah sebelumnya langkah petani yang mengalihkan tanamannya ke kelapa sawit juga membuat hasil getah karet itu semakin menurun.

"Heran kenapa bisa lolos dari pengawasan petugas pelabuhan, padahal ekspor bokar itu jelas dilarang," katanya.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengakui, harga ekspor menurun jauh atau sudah di kisaran, 3 dolar AS per kg.

Harga karet SIR 20 di bursa Singapura pada tanggal 18 November masih 3,340 dan 3,375 dolar AS per kg untuk pengapalan Desember dan Januari 2011.

Meski harga di tanggal 18 November itu turun dari harga 17 November yang masih sebesar 3,387 dolar AS untuk pengapalan Desember dan 3,430 dolar AS per kg untuk Januari 2011, tetapi belum dilakukan penahanan ekspor.

"Gapkido baru membatasi ekspor saat harga di bawah 3 dolar AS," katanya. Gapkindo sendiri memang berharap agar pengawasan bokar diperketat. Alasan dia, kalau ada ekspor bahan baku, spekulan di pasar internasional bisa semakin menekan harga jual karet itu karena mereka memiliki bahan baku yang memadai.(antara)/Eksp

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum