LAMPUNG-Kalangan petani di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, meminati membudidayakan tanaman karet karena nilai ekonomi getah karet mentah atau lateks cukup tinggi.
"Harga getah karet cenderung stabil dan bertahan tinggi dalam beberapa tahun terakhir pada kisaran Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram," kata Suratno, petani karet Desa Sripendowo, Jumat.
Menurut dia, perawatan tanaman karet
lebih mudah dibandingkan dengan komoditas lain karena tidak diserangan hama dan produktif menghasilkan getah karet sepanjang tahun.
"Mungkin produksi menurun sesaat pada kemarau dan meningkat kembali saat musim hujan," katanya.
Petani lain, Saradan mengatakan, warga meminati menanam karet karena pendapatan sangat tinggi dibandingkan dengan komoditas lain. Hasil menyadap karet didapatkan secara rutin setiap hari dan tidak bertumpu pada musim tertentu.
Selain dirinya, kata dia, petani di daerah itu banyak yang menanam karet. Untuk menunggu tanama karet dewasa mereka melakukan tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi darat.
Luas penanaman karet di daerah ini bertambah seiring dengan meningkat minat petani membudidayakan tanaman perkebunan itu.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan Dinas Perkebuhan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Lampung Timur, Saidi, menyatakan penambahan luas tanam karet mencapai 713 hektre.
Ia mengatakan luas anam karet sebelumnya tercatat seluas 5.199,75 hektare kemudian bertambah menjadi 5.913 hektare atau terjadi penambahan sekitar 713,37 hektare.
"Total produksi karet yang ada saat ini mencapai 714,37 ton," katanya.
Luas tanam perkebunan itu tersebar hampir merata di 24 kecamatan se-Kabupaten Lampung Timur seperti Kecamatan Jabung seluas 95, hektare, Pasirsakti seluas 65 hektare, Batangharinuban 150 hektare, Ramanutara seluas 72 hektare.
Lalu Kecamatan Purbolinggo seluas 45 hektare, Waybungur seluas 40,5 hektare, Batanghari seluas 284 hektare, Metrokibang seluas 320,5 hektare, Sekampung 678,75 hektare, Bumiagung seluas 45,5 hektare.
Selain itu, di Kecamatan Labuhanmaringgai seluas 51,5 hektare, Bandarsribhawono seluas 184 hektare, Matarambaru seluas 43 hektare, Pekalongan seluas 175 hektare dan Kecamatan Sukadana seluas 383,5 hektare.
"Sebagian besar tanaman karet petani tersebut merupakan tanaman belum menghasilkan karena baru dibudidayakan," katanya. (jh/JH/bd-ant)/Brit-D
"Harga getah karet cenderung stabil dan bertahan tinggi dalam beberapa tahun terakhir pada kisaran Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram," kata Suratno, petani karet Desa Sripendowo, Jumat.
Menurut dia, perawatan tanaman karet
lebih mudah dibandingkan dengan komoditas lain karena tidak diserangan hama dan produktif menghasilkan getah karet sepanjang tahun.
"Mungkin produksi menurun sesaat pada kemarau dan meningkat kembali saat musim hujan," katanya.
Petani lain, Saradan mengatakan, warga meminati menanam karet karena pendapatan sangat tinggi dibandingkan dengan komoditas lain. Hasil menyadap karet didapatkan secara rutin setiap hari dan tidak bertumpu pada musim tertentu.
Selain dirinya, kata dia, petani di daerah itu banyak yang menanam karet. Untuk menunggu tanama karet dewasa mereka melakukan tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi darat.
Luas penanaman karet di daerah ini bertambah seiring dengan meningkat minat petani membudidayakan tanaman perkebunan itu.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan Dinas Perkebuhan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Lampung Timur, Saidi, menyatakan penambahan luas tanam karet mencapai 713 hektre.
Ia mengatakan luas anam karet sebelumnya tercatat seluas 5.199,75 hektare kemudian bertambah menjadi 5.913 hektare atau terjadi penambahan sekitar 713,37 hektare.
"Total produksi karet yang ada saat ini mencapai 714,37 ton," katanya.
Luas tanam perkebunan itu tersebar hampir merata di 24 kecamatan se-Kabupaten Lampung Timur seperti Kecamatan Jabung seluas 95, hektare, Pasirsakti seluas 65 hektare, Batangharinuban 150 hektare, Ramanutara seluas 72 hektare.
Lalu Kecamatan Purbolinggo seluas 45 hektare, Waybungur seluas 40,5 hektare, Batanghari seluas 284 hektare, Metrokibang seluas 320,5 hektare, Sekampung 678,75 hektare, Bumiagung seluas 45,5 hektare.
Selain itu, di Kecamatan Labuhanmaringgai seluas 51,5 hektare, Bandarsribhawono seluas 184 hektare, Matarambaru seluas 43 hektare, Pekalongan seluas 175 hektare dan Kecamatan Sukadana seluas 383,5 hektare.
"Sebagian besar tanaman karet petani tersebut merupakan tanaman belum menghasilkan karena baru dibudidayakan," katanya. (jh/JH/bd-ant)/Brit-D