MEDAN - Produksi teh hitam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV periode Januari- September sudah mencapai 8.171 ton.
Dengan capaian ini, perseroan optimistis dapat memunuhi target produksi 2011 sebanyak 11.380 ton. Namun, realisasi produksi tersebut mengalami penurunan jika dibanding periode sama 2010 sebesar
8.292 ton. Untuk itu, kata Kepala Humas PTPN IV Lidang Panggabean, perseroan akan terus menggenjot produksi teh dengan upaya meningkatkan produktivitas tanaman tersebut. Sejak 2004, perusahaan sudah melakukan konversi lahan seluas 3.313 hektare (ha).Kini lahan tanaman teh perusahaan hanya tersisa 4.802 ha.Dengan capaian ini, perseroan optimistis dapat memunuhi target produksi 2011 sebanyak 11.380 ton. Namun, realisasi produksi tersebut mengalami penurunan jika dibanding periode sama 2010 sebesar
Dia menjelaskan, konversi lahan seluas 3.313 ha itu masing-masing dilakukan di Kebun Bah Birong Ulu seluas 1.383 ha, Bah Butong 344,57 ha dan Marjandi 1.586 ha. ”Sisa lahan pertanaman teh ini akan tetap dipertahankan karena permintaan pasar di dalam dan luar negeri masih banyak,” ucapnya di Medan, Senin 21 November 2011.
Untuk mempertahankan produksi teh, lanjutnya,PTPN IV telah menggunakan tanaman klon unggul, karena memang mayoritas tanaman masih warisan dari masa jajahan Belanda. Produktivitas tanaman teh selama ini hanya mencapai 10.973 kg per ha dalam keadaan teh basah dan telah naik sejak 2009 menjadi 11.034 kg per ha.
”Tanaman akan terus di-replanting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitasnya,”kata dia. Produksi teh PTPN IV selama ini juga dipasarkan ke luar negeri.Ekspor teh PTPN IV antara lain ditujukan ke Malaysia, Taiwan, Amerika Serikat, Pakistan, Inggris, Rusia, dan India. Dari sisi harga, Lidang menyebutkan saat ini sudah menembus USD cent 172,09 per kilogram (kg). Harga ini mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya USD cent 152,47 per kg. Sementara itu, ekspor teh hitam pada Oktober 2011 turun hingga 31,7% dibanding periode sama tahun lalu, yakni dari USD6,5 juta atau 4.278 ton pada Oktober 2010 menjadi USD4,5 juta atau 2.707 ton pada Oktober 2011.
Namun secara bulanan, nilai ekspor Oktober naik dibanding September yang hanya 254 ton atau senilai USD541.000. Kasie Hasil Pertanian dan Pertambangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara (Sumut) Fitra Kurnia mengungkapkan, penurunan nilai ekspor ini dipicu berkurangnya produksi akibat curah hujan yang tidak stabil di Sumut. “
Memang permasalahan perkebunan di Sumut sekarang adalah adalah curah hujan yang tidak stabil.Sehingga petani harus bekerja ekstra untuk mengatasinya,” ujarnya.
Menurutnya,komoditas teh hitam asal Sumut selalu punya peminat sendiri dari negara luar. Seperti pada Oktober 2011,ekspor teh hitam bisa memenuhi permintaan besar dari tiga negara, yakni Malaysia, Jerman dan Taiwan sebanyak 341 ton atau senilai USD568.000.(sindo)/Eksp
No comments:
Post a Comment