contoh hasil sortasi (foto:Prabudi G/klumpang) |
Medan.- Ekspor tembakau deli Sumatera Utara (Sumut) mengalami peningkatan hingga 303,09% dengan nilai US$ 3.121 juta untuk periode Januari hingga September 2011. Hal ini didukung PTPN 2 yang terus melakukan peningkatan kualitas tanaman sejarah di Sumut tersebut.
Kasie Ekspor Subdinas Perdagangan Luar Negeri (PLN) Disperindagsu, Fitra Kurnia, mengatakan, dari data Surat Keterangan Asal (SKA) hingga periode September 2011 ini peningkatan ekspor tembakau mencapai
US$ 3.121 juta dengan volume 124 ton dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama yakni senilai US$ 774 juta dan volume 123 ton. "Nilai ini semua berasal dari orderan Malaysia. Meski sebelumnya ada negara lain yang ikut juga jadi tujuan seperti Eropa dan Amerika," ujarnya kepada MedanBisnis, Senin (30/10).Kasie Ekspor Subdinas Perdagangan Luar Negeri (PLN) Disperindagsu, Fitra Kurnia, mengatakan, dari data Surat Keterangan Asal (SKA) hingga periode September 2011 ini peningkatan ekspor tembakau mencapai
Menurutnya, ekspor tembakau ini merupakan produksi setiap tahun milik PTPN 2 yang tidak ikut dilelang di Brehmen karena kini pelelangannya langsung dilakukan di Sumut. "Tembakau yang diekspor setiap bulannya ini merupakan penjualan langsung diluar tembakau yang dilelang setiap tahun," ucapnya.
Manager Distrik Tembakau PTPN2 Bambang Sutrisno mengatakan penjualan langsung tembakau deli memang selalu dilakukan diluar produksi tembakau yang dilelang. Pemasaran penjualan langsung ini biasanya memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, Eropa dan Malaysia.
Tahun ini, dia menambahkan, pihak manajemen mempersiapkan produksi tembakau deli untuk penjualan langsung sebanyak 360 ton ke Malaysia yang diperlukan untuk isi rokok dan cerutu dengan harga jual sekitar US$ 4/kg. Kemudian, produksi tembakau deli untuk ke Eropa disiapkan sebanyak 840 ton dengan harga sekitar Euro 18-20/kg yang biasanya memiliki kualitas di bawah tembakau lelang.
Ada pula produksi tembakau untuk pasar Amerika Serikat mencapai 450 ton dengan harga jual sekitar US$ 3,8-4/kg yang biasanya digunakan bagi pekerja tambang. "Ini produksi tembakau tahun tanam 2010 atau diluar produksi tembakau yang akan dilelang. Biasanya tembakau ini memang memiliki kualitas di bawah tembakau lelang," jelasnya.
Dia mengatakan produksi tembakau deli dari hasil tanam 2010 yang dipasarkan tahun ini sebanyak 759 ball ditambah lagi dengan jumlah tembakau untuk penjualan langsung. Sedangkan dari tanam 2011, katanya, ditargetkan panen untuk lelang sebanyak 864 ton ditambah lagi produksi penjualan langsung ke Eropa mencapai 105 ton, ke Amerika Serikat sebanyak 450 ton dan pemasaran tembakau ke Malaysia sebanyak 450 ton."Semua produksi ini untuk dipasarkan tahun depan baik dilelang atau penjualan langsung," imbuh Bambang.
Sementara hasil pelelangan langsung tahun 2011, tambahnya telah habis terjual sebanyak 1.100 ball atau sekitar 80.300 kg ke pasar Eropa dan sudah dikirim ke masing-masing industri yang memesannya di sana. Penjualan yang langsung dilakukan di Indonesia sejak tahun ini, membawa dampak positif dengan kenaikan harga jual menjadi 38,3 Euro/kg dari sebelumnya hanya 26 Euro/kg.
Produksi tembakau yang dipasarkan tahun ini sebanyak 759 ball dan ditambah sisa tembakau tahun sebelumnya sekitar 341 ball. "Tembakau sudah habis terjual. Permintaan pasar tetap dari Eropa, tapi karena sekarang tembakau di Indonesia, maka langsung dikirim ke industri masing-masing negara pembeli," ungkapnya.
Saat ini, dia mengatakan, tembakau sudah berada di gudang fermentasi dan siap untuk diolah. Sementara pertanaman tembakau di tahun 2012, ditargetkan seluas 650 hingga 700 ladang dengan perkiraan hasil mencapai sekitar 1.500-1.600 ball. "Produksi memang sengaja dinaikkan karena memenuhi permintaan pasar yang juga meningkat. Tapi tetap mengutamakan kualitas dan jadikan produk eksklusif sehingga harga jual tinggi," pungkas Bambang.***( yuni naibaho/MB)