JAKARTA – Sejalan dengan harga karet berjangka di pasar global, harga karet di sejumlah daerah di Indonesia juga melemah. Seperti dirilis Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, dalam Analisis Perkembangan Harga, di Jakarta, Kamis (3/11/2011) bahwa
harga Karet yang dihasilkan petani di Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, juga mengalami penurunan.Tercatat, harga jual getah karet mengalami penurunan dari harga Rp 24.000 per kilogram turun menjadi Rp 18.000 per kilogram.
“Harga karet turun akibat kemarau panjang yang berdampak terhadap rendahnya kualitas dan jumlah karet yang dihasilkan petani,” demikian Analisis Bappebti.
Sementara, di Kecamatan Sungai Loban sedikitnya petani karet rata-rata memiliki kebun seluas dua hektare. Hasil kebun bisa dipanen dua kali sebulan dengan jumlah rata-rata 100 kg sekali panen.
Lebih lanjut, pada penutupan perdagangan di TOCOM (Tokyo Commodity Exchange) harga Karet berjangka ditutup melemah. Karet berjangka untuk bulan April melemah 3,4% menjadi 287,8 yen per kilogram.
Turunnya harga Karet terkait dengan adanya sentimen negatif yang datang dari imbas turunnya data manufaktur China dan AS. Kondisi ini memberikan sinyalemen negatif bagi permintaan komoditi bahan baku industri tersebut.
Disaat yang bersamaan, pergerakan minyak mentah sedikit demi sedikit telah mengalami penurunan dan kembali ke kisaran 91 dollar per barel. Sehingga mempengaruhi pergerakan harga Karet.(TRib-M)