Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Friday, September 27, 2013

EDUKASI : Mau sejahtera? Mari susun rencana!


Mau sejahtera? Mari susun rencana!
BPJS INFO - JAKARTA. Ketika kita masih kanak-kanak, salah satu pertanyaan standar orang dewasa yang harus kita jawab adalah: apa cita-citamu? Ingatkah Anda apa jawaban waktu itu? Apakah, kini, Anda benar-benar berhasil mencapai cita-cita itu?
Kapan kita harus mulai menyusun perencaan keuangan? Sedini mungkin! Harap dicatat, usia produktif manusia secara ekonomi, paling-paling, hanya sampai usia 55 tahun.  Padahal, setelah itu, kita masih bisa hidup 20 tahun, 25 tahun, atau bahkan lebih.  Tanpa persiapan finansial yang cukup, kehidupan setelah usia pensiun itu pasti bakal terasa berat.

LALU APA YANG SUDAH SAYA LAKUKAN ????( jawab sendiri dech!!)
Konon, tak sampai seperempat orang yang berhasil menggapai cita-cita dan mimpinya. Konon kabarnya pula, hanya seperempat dari mereka yang berhasil menggapai cita-cita semasa kanak-kanak benar-benar merasa puas. Sisanya menyesal karena merasa salah menetapkan cita-cita.
Kegagalan orang menggapai cita-cita atau menikmati cita-cita masa kanak-kanak itu yang acap menyebabkan kita takut bermimpi. Betapa sering kita mendengar ungkapan, “Jadi orang yang realistissaja!”Salah satu peribahasa favorit kita semasa SD, “bagaipungguk merindukan bulan”, semakin membuat kita “tahu diri” dan kian takut bermimpi.

Memang, mimpi akan tetap tinggal sebagai mimpi kalau kita tak pernah menetapkan strategi untuk menggapainya.  Jika kita mempersiapkan secara rapi daftar upaya yang harus kita lakukan untuk merengkuhnya, saat itu pula mimpi menjelma menjadi rencana. Begitu pula dengan mimpi finansial Anda.

Sebagai karyawan biasa, mungkin Anda “tahu diri” sehingga tak mau bermimpi menikmati wisata keliling Eropa selama 40 hari bersama istri terkasih.  Sebagai pengusaha “kelas teri”, mungkin, Anda merasa sebagai pungguk merindukan bulan kalau memimpikan status financial freedom.  Memang, semua itu hanya mimpi kalau Anda tak kunjung menyusun rencana.

Terserah Anda kalau memang tak ingin berwisata keliling dunia. Suka-suka Anda kalau tak mau berhenti bekerja sebelum masa pensiun tiba. Namun, tak inginkah Anda menyekolahkan buah hati ke universitas terkemuka di Indonesia, bahkan ke Amerika?Takkepingin, kah, Anda mengantarkan mereka menggapai mimpi dan cita-cita? Jika jawaban Anda ya,  Anda harus segera mengubah mimpi-mimpi finansial itu menjadi rencana.

Setiap orang harus menyusun perencanaan keuangan (financial planning) agar tujuan-tujuan keuangan, baik yang jangka pendek maupun panjang tercapai. Selain mengakumulasi kekayaan untuk mencapai tujuan keuangan, perencanaan keuangan juga perlu untuk mengatasi tingginya biaya hidup saat ini dan masa yang akan datang serta memproteksi aset-aset pribadi dan keluarga.

Financial planning juga perlu untuk mengantisipasi keadaan perekonomian yang tidak menentu serta kondisi fisik manusia yang tidak selalu sehat. Yang tidak kalah penting, perencanaan itu diperlukan untuk mencukupi kebutuhan di masa pensiun dan mendistribusi kekayaan kepada anak-anak.
 
Tahap pertama dalam menyusun perencanaan keuangan adalah menetapkan prioritas tujuan keuangan.
Tujuan keuangan ini harus spesifik dan jelas jangka waktu pencapaiannya.  Kalau Anda Berencana ingin membeli rumah, tentukan berapa nilainya dan kapan Anda ingin membelinya: tahun depan, tiga tahun lagi, atau lima tahun lagi? Rumus yang sama juga berlaku saat Anda menetapkan tujuan keuangan lain seperti dana untuk menikah, membeli mobil, dana pendidikan anak, dana pensiun, dan seterusnya.

Tahap berikutnya, kita bisa mulai memilih kendaraan yang akan kita pakai untuk mencapai semua tujuan keuangan tersebut. Ada banyak pilihan, mulai dari menabung, ikut asuransi, hingga berinvestasi. Pilihan lahan investasi sendiri cukup banyak, mulai dari saham, reksadana, obligasi, properti, emas, sampai investasi langsung berupa bisnis.

Kapan kita harus mulai menyusun perencaan keuangan? Sedini mungkin! Harap dicatat, usia produktif manusia secara ekonomi, paling-paling, hanya sampai usia 55 tahun.  Padahal, setelah itu, kita masih bisa hidup 20 tahun, 25 tahun, atau bahkan lebih.  Tanpa persiapan finansial yang cukup, kehidupan setelah usia pensiun itu pasti bakal terasa berat.

Nah, jika Anda masih belum juga percaya diri untuk menyusun perencanaan keuangan sendiri, Anda bisa meminta nasehat dari pakarnya, yakni para perencana keuangan (financial planner). Datang saja ke ajang Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2013 yang akan digelar di Gramedia Expo, Surabaya, pada 27 September - 29 September dan di Jakarta Covention Center (JCC) pada 4 Oktober - 6 Oktober 2013. Di pameran produk investasi dan finansial terbesar yang diselenggarakan oleh KONTAN ini, akan hadir para perencana keuangan dari berbagai firma. Acara ini gratis!

   Sumber: kontan.co.id

WAHH,:... kayaknya saya sudah harus nambah *wawasan bisnis dan investasi* nih biar income nggak seret !! he3x
Saya coba pilih dari TOPIK EMAS DULU LAH, Hal-hal positif apa yang bisa kita serap.......klik 

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum