Prof.DR. Sukamdani Sahid Gitosarjono, Pendiri Sahid Group: Sukses merupakan hasil dari sebuah aktualisasi pelaksanaan dalam waktu yang tepat dari proses perencanaan yang panjang. Dengan kata lain bagi saya adalah jarang ada kesuksesan yang dihasilkan dari proses secara kebetulan.
Sukses juga harus jujur, baik kepada Tuhan dan diri sendiri. Kemudian disiplin mengatur waktu dan teguh menuju target yang akan dicapai. Bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Kerja keras. Berprestasi yang direstui Allah dan didukung orang lain. Hidup harus bisa menghidupi orang lain, artinya membuka lapangan kerja. Tidak serakah.
Bisnis itu (Kompas.com) untuk kesejahteraan. Mengembangkan uang yang didapat untuk membuka lapangan kerja agar orang lain juga bisa berkembang. Bisnis adalah kesempatan mengembangkan uang agar orang lain bisa mendapat nafkah, mendapat rumah, dan mendapat pendidikan. Bisnis itu berkah bagi kita dan bagi orang lain.
“Jangan tunggu-tunggu untuk memulai, langsung saja nyebur. Perkara ketika nyebur di sungai , ada buaya ya dihadapi, jangan takut-takut. Toh kita juga tidak akan mati dibuatnya,” ucap Jokowi.
Produk yang dihasilkan harus terus mengalami perkembangan dengan inovasi-inovasi baru mengikuti selera pasar tetapi tetap harus memiliki keunikan yang membedakannya dari produk sejenis sehingga hasil karyanya dilirik oleh konsumen.
Saya sering terlibat langsung dalam setiap kegiatan operasional. Hal ini penting karena pelaku usaha, menurutnya, harus memahami detail-detail produk yang dihasilkan.
Saya [Ciputra] memulai uang tanpa uang satu sen pun. Bagaimana caranya? Modal saya penjadi pengusaha hanya istri saya dan makanan minuman dengan penuh rasa kasih sayang.
“Dahulu, saya datang kepada gubernur DKI Jakarta untuk joint venturebisnis melalui Nasakom. Sebelumnya, saya harus menyusun konsep saya sendiri agar permintaan joint venture ini tidak ditolak," kata Ciputra, belum lama ini.
Sejak berusia 9 tahun, saya sudah menjadi piatu. Tapi, keinginan untuk menjadi orang kaya juga sudah tertanam sejak kecil. Meski begitu, saya kerap dimarahi ayahnya karena ingin kaya dengan cara instans. Usia sepuluh tahun, saya beli lotere. Tapi lotere saya dirobek ayah, lalu beliau menasihati. Kata ayah, kalau kamu ingin kaya, harus dengan keringat.
Sejarah Grup Lippo bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp 16,3 miliar. Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong. Ia bergabung dengan BCA pada 1975 dengan meninggalkan Bank Panin.
Seorang pengusaha juga dituntut untuk merubah paradigma pemikirannya, bukan lagi sebagai karyawan yang menggantungkan hidup pada gaji setiap bulan. Pengusaha jatuh bangun karena bisnis memang penuh risiko.
Setelah ada kemauan harus ada keberanian. Keberanian akan menjadi modal utama untuk melancarkan usaha anda.
Bisnis.com
Editor : Martin Sihombing