Tiga Kelompok Unjukrasa Macetkan Simpang Arteri Kualanamu
Hampir seribuan massa PPBSU sejak pukul 09.00 WIB sudah berkumpul dekat persimpangan tersebut. Mengakibatkan lalu lintas dari dan menuju bandara pun terhambat. Pada saat yang sama, belasan supir taksi juga menggelar aksi damai di persimpangan itu. Demikian halnya massa SBSI yang akan berunjukrasa ke PLN Tanjung Morawa turut memacetkan jalan.
Sejak pagi, belasan supir taksi yang dikoordinir Israel Situmeang melakukan aksi damai dengan membagi-bagikan selebaran kepada para supir taksi lainnya yang membawa penumpang menuju Bandara Kualanamu. Mereka mengajak sesama rekan seprofesi untuk bergabung dalam aksi tersebut.
Dalam selebaran, para supir menuntut agar pengelola bandara berlaku adil kepada mereka. Para supir juga menolak diberlakukannya ‘time table’ (waktu antre) yang membuat penghasilan mereka menurun.
Mereka mendesak Angkasapura menghapuskan kutipan liar, memberikan kemudahan parkir di lingkungan bandara, menghentikan intimidasi terhadap supir taksi, dan menghapuskan monopoli transportasi bandara. Kemudian melarang’ taksi gelap’ berplat hitam dan Damri bernopol B yang beroperasi dari dan ke Bandara Kualanamu, padahal pajaknya masuk ke Jakarta.
Menyahuti aksi para supir, Manajer Keamanan Angkasapura II Jasrin langsung menemui mereka di Simpang Kayu Besar itu. Disaksikan Kabag Ops Polres Deli Serdang Kompol S Hadi Santoso, Jasrin berjanji akan meneruskan keluhan para supir itu kepada GM Angkasapura II.
Melalui Surat
Jasrin menjanjikan akan memediasi utusan supir bertemu penentu kebijakan di Bandara Kualanamu. Namun para supir taksi itu harus menyampaikan tuntutan mereka melalui surat. Rencananya, Jumat (20/9) pagi, hari ini tuntutan mereka secara tertulis akan disampaikan.
Tidak jauh dari lokasi aksi damai para supir itu, massa PPBSU pun bergerak untuk menyisir sejumlah pabrik di kawasan Tanjung Morawa. Pukul 14.00 WIB, massa PPBSU berunjukrasa di depan gerbang Kandir PTPN2 untuk menyampaikan orasi.
Massa yang dikoordinir Benhidris Nainggolan itu membentang poster ukuran besar, sejumlah spanduk, dan menyampaikan orasi yang intinya menolak sistem buruh kontrak dan buruh harian lepas (BHL) di BUMN itu yang masih diupah di bawah UMK.
Beberapa pensiunan karyawan PTPN2 yang juga bergabung dalam aksi itu, mendesak pimpinan perusahaan tersebut untuk membayarkan santunan hari tua dan tidak melakukan PHK sepihak terhadap karyawan.
Seorang orator buruh menyebut, dengan adanya kongsi dengan perusahaan Malaysia di Langkat, banyak karyawan PTPN2 yang dialihkan secara paksa. Bahkan beberapa dari teman mereka sempat di-PHK sepihak tanpa diberikan haknya.
Karena tidak seorang pun dari pimpinan PTPN2 yang menemui pengunjukrasa untuk bernego, massa mendesak untuk masuk ke lokasi kandir dengan menggoyang-goyangkan gerbang besi. Aksi itu cepat diredam aparat kepolisian yang memang sudah dipersiapkan mengamankan jalannya aksi.
Sejam melakukan orasi di depan Kandir PTPN2, massa pun bergerak menuju Kantor Bupati Deli Serdang di Lubuk Pakam. Selain memacetkan Simpang Kayu Besar, aksi massa di PTPN2 itu juga sempat mengganggu kelancaran lalu lintas. (rio) (Analisa)