BANDA ACEH : Investor asing mulai membangun pabrik
pengolahan tebu yang mampu memproduksi sebanyak 3.500 sampai 4.000
ton/hari gula pasir di Kabupaten Aceh Tengah.
"Pemkab Aceh
Tengah menyambut baik dimulainya pembangunan pabrik yang akan
memproduksi gula pasir untuk kebutuhan dalam negeri," kata Kabag Humas
Pemkab Aceh Tengah Mustafa Kamal di Takengon, Senin 30 September 2013.
Sementara
itu, pejabat bidang kontruksi PT Kamaddhenu Ventures Indonesia
Davarakonda Venkataratnam, menjelaskan tahap awal pihaknya akan memagari
areal seluas 75 hektare yang merupakan lahan pabrik di Kecamatan Ketol,
Aceh Tengah.
"Pemagaran dilakukan untuk mempermudah proses pembangunan pabrik," katanya.
Secara
bertahap selama sekitar 14 bulan pembangunan pabrik gula pasir pertama
kali di Aceh itu, investor Vietnam asal India tersebut akan melanjutkan
dengan membangun kantor, asrama, serta sarana penunjang lainnya hingga
bangunan utama yang berisi mesin pengolah gula.
Davarakonda
menjelaskan, perusahannya akan membutuhkan lahan untuk tanaman tebu yang
telah disiapkan di Aceh Tengah seluas 12 ribu hektare.
Pemkab
Aceh Tengah telah menjadikan tanaman tebu sebagai komoditas unggulan
daerah kedua setelah kopi arabika. Kopi arabika yang dibudidaya
masyarakat Aceh Tengah itu memiliki lahan seluas sekitar 40.000 hektare.
Untuk
tanaman tebu, Aceh Tengah saat ini memiliki lahan seluas 7.939 hektare
dengan luas panen mencapai 6.111 hektare, dan produksi sebanyak 48.888
ton/tahun, dan produktivitas 8.000 kilogram per Hektare.
Guna
mendukung keberlangsungan pasokan tebu terhadap pabrik gula putih itu,
Pemkab Aceh Tengah juga telah berupaya memfasilitasi warga untuk membuka
lahan tebu di Kecamatan Ketol.
Melalui investasi PT. Kamadhenu diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat terutama petani tebu di Aceh Tengah.(ant)/Eksp