JAKARTA – Pemerintah akan “menggolkan” 19 usulan dalam forum
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), namun fokus utama pemerintah
berkaitan dengan konektivitas dan memasukkan kelapa sawit serta karet
dalam employment goods product. APEC yang akan berlangsung Oktober
mendatang di Bali akan membahas tiga isu utama yaitu pencapaian Bogor
Goals, pertumbuhan yang berkesinambungan dan konektivitas antar
kawasan.
Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian, mengatakan akan
mengangkat masalah konektifitas dalam pertemuan APEC, karena sangat
berkaitan dengan perdagangan. Pasalnya, perdagangan akan terhambat jika
tidak ada konektivitas antara negara kawasan APEC. “Kita akan goal-kan
19 usulan yang telah kita usulkan dalam senior official meeting (SOM
III),” tuturnya.
Beberapa keputusan dalam SOM III adalah memperkuat atau memberdayakan
usaha kecil dan menengah, memberdayakan pengusaha wanita, pemberdayaan
petani yang berkaitan dengan ketahanan pangan, penguatan sektor
pembiayaan, kesehatan yang di dalamnya termasuk obat tradisional,
pendidikan, tanggap darurat, dan konektivitas.
Selain itu dari sisi perdagangan, Indonesia akan memasukkan komoditas
sawit dan karet dalam employment goods product. Perlunya memperjuangkan
kedua komoditas tersebut karena merupakan produk unggulan dalam
perdagangan Indonesia khususnya untuk ekspor. “ Ke depan kedua komoditas
tersebut bukan tidak mungkin memiliki tekanan yang besar, jadi ini
sangat penting untuk kita perjuangkan,” tuturnya.
Yuri O Tamrin, Direktur Jenderal Asia Pasific dan Afrika mengatakan
tiga misi utama dalam APEC kali ini adalah pencapaian Bogor Goals,
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkeadilan dan promosi
konektivitas. Ketiga hal ini menjadi fokus karena untuk meningkatkan
arus perdagangan dan perekonomian antar negara.
Yuri mengatakan dalam Bogor Goals ada beberapa hal yang ingin dicapai
yaitu perluasan perdagangan dan investasi, serta reformasi struktural.
Sedangkan prioritas kedua akan difokuskan pada kesehatan, usaha kecil
menengah, peranan wanita, keamanan pangan, energi, lingkungan, kelautan,
kehutanan dan hal-hal terkait dengan keuangan. Misi ketiga akan
difokuskan untuk perbaikan konektivitas di kawasan melalui pembangunan
infrastruktur fisik, perbaikan institusi ataupun hal-hal yang
diperkirakan memperlancar hubungan antar penduduk di kawasan Asia
Pasifik.
Djisman Simanjuntak Chaif of Indonesia PECC Comitte memandang
konektivitas merupakan hal terpenting untuk dibahas di APEC. Pasalnya
terciptanya konektivitas akan meningkatan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas.
Untuk Indonesia sendiri, konektivitasnya masih sangat rendah khususnya
antar daerah sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak optimal.
Djisman mengatakan beberapa konektifitas yang harus diperbaiki di
Indonesia diantaranya penerbangan, konektifitas darat dan pelabuhan.
“Bandara kita itu banyak delay, dan ini menghambat perdagangan,” tutur
Djisman.
Selain itu, Djisman mengatakan pemerintah perlu memperbaiki konektifitas
di daerah perkotaan dan transportasi masal bukan hanya di Jakarta.
Pembangunan pusat industri akan semakin bergeser keluar Jakarta karena
masalah transportasi yang padat.
Selama ini, permasalahan utama dalam pembangunan infrastruktur adalah
ruang fiskal yang sempit, sehingga pemerintah menggunakan sistem public
private partnership (PPP) untuk meningkatkan infrastruktur. Akan
tetapi, sistem ini memiliki kelemahan yaitu masalah ketegasan dan
kepercayaan pemerintah.
“Yang terpenting saat ini ketegasan dari pemimpin Indonesia, karena
permasalahan PPP itu seperti izin, pembebasan lahan, harusnya pemerintah
menjamin kepercayaan hal tesebut, “ujar Djisman
Telisa Aulia Falianti, Ekonom Universitas Indonesia, mengatakan dalam
pertemuan APEC Indonesia harus mampu memperjuangkan perdagangan yang
fair, agar seimbang dan adil.
Telisa juga menyarankan pemerintah harus mampu memperjuangkan
bargaining position dan kerja sama yang saling menguntungkan. “ Masalah
utama yang juga harus dibahas adalah transparasi masalah non-tariff
barrier,” tuturnya. (BSP)
by Indonesia Finance Today
.bakrie-brothers.com