Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Thursday, September 19, 2013

Kelapa Sawit dan Karet Diusulkan Dibahas di APEC

JAKARTA – Pemerintah akan “menggolkan” 19 usulan dalam forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), namun fokus utama pemerintah berkaitan dengan konektivitas dan memasukkan kelapa sawit serta karet dalam employment goods product. APEC yang akan berlangsung Oktober mendatang di Bali akan membahas tiga isu utama yaitu pencapaian Bogor Goals, pertumbuhan yang berkesinambungan dan konektivitas antar kawasan. 
Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian, mengatakan akan mengangkat masalah konektifitas dalam pertemuan APEC, karena sangat berkaitan dengan perdagangan. Pasalnya, perdagangan akan terhambat jika tidak ada konektivitas antara negara kawasan APEC. “Kita akan goal-kan 19 usulan yang telah kita usulkan dalam senior official meeting (SOM III),” tuturnya. 
 
Beberapa keputusan dalam SOM III adalah memperkuat atau memberdayakan usaha kecil dan menengah, memberdayakan pengusaha wanita, pemberdayaan petani yang berkaitan dengan ketahanan pangan, penguatan sektor pembiayaan, kesehatan yang di dalamnya termasuk obat tradisional, pendidikan, tanggap darurat, dan konektivitas. 
 
Selain itu dari sisi perdagangan, Indonesia akan memasukkan komoditas sawit dan karet dalam employment goods product. Perlunya memperjuangkan kedua komoditas tersebut karena merupakan produk unggulan dalam perdagangan Indonesia khususnya untuk ekspor. “ Ke depan kedua komoditas tersebut bukan tidak mungkin memiliki tekanan yang besar, jadi ini sangat penting untuk kita perjuangkan,” tuturnya. 
 
Yuri O Tamrin, Direktur Jenderal Asia Pasific  dan Afrika mengatakan tiga misi utama dalam APEC kali ini adalah pencapaian Bogor Goals, pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkeadilan dan promosi konektivitas. Ketiga hal ini menjadi fokus karena untuk meningkatkan arus perdagangan dan perekonomian antar negara. 
 
Yuri mengatakan dalam Bogor Goals ada beberapa hal yang ingin dicapai yaitu perluasan perdagangan dan investasi, serta reformasi struktural. Sedangkan prioritas kedua akan difokuskan pada kesehatan, usaha kecil menengah, peranan wanita, keamanan pangan, energi, lingkungan, kelautan, kehutanan dan hal-hal terkait dengan keuangan. Misi ketiga akan difokuskan untuk perbaikan konektivitas di kawasan melalui pembangunan infrastruktur fisik, perbaikan institusi ataupun hal-hal yang diperkirakan memperlancar hubungan antar penduduk di kawasan Asia Pasifik.
 
Djisman Simanjuntak Chaif of Indonesia PECC Comitte memandang konektivitas merupakan hal terpenting untuk dibahas di APEC. Pasalnya terciptanya konektivitas akan meningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
 
Untuk Indonesia sendiri, konektivitasnya masih sangat rendah khususnya antar daerah sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak optimal. Djisman mengatakan beberapa konektifitas yang harus diperbaiki di Indonesia diantaranya penerbangan, konektifitas darat dan pelabuhan. “Bandara kita itu banyak delay, dan ini menghambat perdagangan,” tutur Djisman. 
 
Selain itu, Djisman mengatakan pemerintah perlu memperbaiki konektifitas di daerah perkotaan dan transportasi masal bukan hanya di Jakarta. Pembangunan pusat industri akan semakin bergeser keluar Jakarta karena masalah transportasi yang padat. 
Selama ini, permasalahan utama dalam pembangunan infrastruktur adalah ruang fiskal yang sempit, sehingga pemerintah menggunakan sistem public private partnership (PPP) untuk meningkatkan  infrastruktur. Akan tetapi, sistem ini memiliki kelemahan yaitu masalah ketegasan  dan kepercayaan pemerintah. 
 
“Yang terpenting saat ini ketegasan dari pemimpin Indonesia, karena permasalahan PPP itu seperti izin, pembebasan lahan, harusnya pemerintah menjamin kepercayaan hal tesebut, “ujar Djisman 
 
Telisa Aulia Falianti, Ekonom Universitas Indonesia, mengatakan dalam pertemuan APEC Indonesia harus mampu memperjuangkan perdagangan yang fair, agar seimbang dan adil. 
 
Telisa juga menyarankan  pemerintah harus mampu memperjuangkan  bargaining position dan kerja sama yang saling menguntungkan. “ Masalah utama yang juga harus dibahas adalah transparasi masalah non-tariff barrier,” tuturnya. (BSP)
 
 by Indonesia Finance Today
 .bakrie-brothers.com
 

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum