BANDA ACEH–Petani kakao di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, meminta 
koperasi kembali beroperasi untuk menampung hasil panen milik petani di 
daerah setempat.
“Kami berharap koperasi kakao yang dibentuk untuk membeli hasil 
perkebunan milik petani dapat kembali difungsikan,” kata M Nasir, petani
 kakao di Kabupaten Pidie yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis 
(19/9/2013).
Dijelaskannya, eksisnya kembali koperasi yang dibentuk saat adanya 
lembaga donor asing untuk menghimpun petani kakao dan membeli hasil 
perkebunan tersebut sangat menjamin harga di pasaran.
“Artinya, kehadiran koperasi tersebut sangat membantu petani untuk 
menjamin harga di pasaran. Selama tidak eksisnya koperasi harganya tidak
 stabil di pasaran,” katanya.
Menurut dia, koperasi yang telah dibantu saat adanya pembinaan dari 
lembaga swadaya masyarakat lokal dan luar negeri saat ini tidak eksis 
karena ketiadaan modal untuk membeli hasil panen milik petani.
Karena itu pihaknya berharap adanya perhatian dari semua pihak untuk 
mengaktifkan kembali koperasi milik petani kakao itu sehingga upaya 
menjamin harga dan kesejahteraan petani dapat terwujud di masa 
mendatang.
Ia mengatakan, Kecamatan Padang Tiji yang berada sekitar 100 Km dari 
arah timur Kota Banda Aceh memiliki lahan produktif sekitar 1.500 
hektare dan 1.000 hektare lahan baru.
Disebutkannya, harga kakao di pasaran pada saat ini musim panen raya 
untuk kualitas ekspor yakni kadar air delapan persen Rp22 ribu/kilogram.
“Kami berharap harga pada saat musim panen raya ini dapat terus meningkat,” demikian M Nasir.(ant/msi)B-S

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
