MEDAN–Volume ekspor karet anggota Gabungan Perusahaan Karet Indonesia
(Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan III tahun ini naik 1,81
persen menjadi 379.212.896 kilogram.
“Pada Januari-September 2012 ekspor karet anggota Gapkindo masih
372.477.453 kg,” kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah
di Medan, Jumat (18/10/2013).
Menurut dia, kebutuhan karet tren menguat menjelang akhir tahun yang
diduga dilakukan importir untuk memenuhi kebutuhan pabrikan akhir tahun
hingga awal 2014.
Dia menjelaskan seperti biasanya, di luar negeri pada akhir tahun,
pabrikan tutup dalam jangka waktu lama sehingga pengusaha melakukan
penambahan produksi.
Kalau pada Agustus ekspor masih sebanyak 35.672.759 kilogram, maka pada September mencapai 44.318.976 kilogram.
Meski permintaan naik tetapi harga jual belum meningkat signifikan.
Harga karet pada 17 Oktober mencapai 2,341 dolar AS per kg untuk pengapalan November dan 2,350 dolar AS per kg pada Desember.
Harga terus menguat untuk pengapalan di bulan Januari 2014 atau sebesar 2,368 dolar AS per kg.
Adapun harga bahan olah karet (Bokar) di tingkat pabrik mencapai Rp22.208-Rp24.208 per kg.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan
Iskandar Batubara menyebutkan, harga jual yang tren melemah saat krisis
global menjadi pelajaran berharga antara lain untuk melepas
ketergantungan ekspor khususnya dalam bentuk bahan baku atau setengah
jadi.
Kalau penjualan di dalam negeri bisa ditingkatkan dan termasuk
menjual dalam bentuk produk jadi, harga jual masih bisa dipertahankan
stabil dengan tren menguat.(ant/msi) Oleh Master Sihotang
on Oct 19th, 2013