PALEMBANG–Harga karet petani yang dipasarkan melalui lelang di Desa 
Regan Agung, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat`tercatat 
terendah Rp10.415 per kilogram dan tertinggi Rp11.115 per kg, naik 
dibanding sebelumnya.
“Harga bahan olah karet (bokar) hasil lelang Unit Pengolahan dan 
Pemasaran Bokar Desa Regan Agung itu, naik dibandingkan kondisi dua 
pekan lalu kisaran Rp10.400 hingga Rp11.060 per kg,” kata Kabid 
Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Benyamin, di
 Palembang, Jumat (25/10/2013).
Dikatakannya, harga bokar tersebut diketahui berdasarkan informasi 
hasil lelang UPPB Desa Regan Agung yang dipantau dua kali setiap bulan.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari UPPB Lavender 
Kecamatan Banyuasin III harga bahan olah karet umur satu minggu 
tertinggi Rp11.115 per kg, dan terendah Rp10.415/kg.
Harga bokar yang dipantau melalui UPPB Usaha Bersama tercatat 
Rp11.100 per kg, sedangkan UPPB Bina Tani Rp10.815 per kg, dan terendah 
di UPPB Harapan Kita Rp10.415 per kg.
Berdasarkan informasi dari pasar lelang di beberapa daerah di Sumsel 
bahwa sejak sebulan terakhir harga bokar umur satu minggu memang belum 
stabil disesuaikan dengan perkembangan harga di tingkat pabrik di 
Palembang.
Di samping itu, harga bokar Sumsel juga disesuaikan dengan 
perkembangan harga di luar negeri, karena sebagian besar hasil salah 
satu komoditas andalan perkebunan tersebut diekspor ke sejumlah negara 
konsumen, katanya.
Sementara, harga bahan olah karet kualitas 90 persen di tingkat 
pabrik di Sumatra Selatan hingga saat ini tercatat Rp24.429 per 
kilogram, atau naik dibandingkan tiga hari sebelumnya kisaran Rp24.402 
per kg.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Awie 
Aman secara terpisah di Palembang mengatakan harga karet ada sedikit 
lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Menurut dia, kenaikan harga bahan olah karet kualitas 90 persen itu 
disesuaikan dengan perkembangan harga di tingkat pabrik anggota Gapkindo
 di daerah ini.
Di samping itu, juga disesuaikan dengan perkembangan harga di luar 
negeri, karena sebagian besar hasil bokar diekspor ke sejumlah negara 
konsumen.
Menurut Awie, di Sumsel hingga saat ini terdapat belasan perusahaan 
pengolahan karet anggota Gapkindo dan menampung hasil petani.
Sejumlah perusahaan pengolahan karet tersebut sebagian besar 
melakukan kegiatan usaha dengan pabriknya di pinggiran Kota Palembang, 
sehingga para pedagang pengumpul banyak menjual hasil komoditas itu ke 
ibukota provinsi Sumsel ini.(ant/msi) Bisnissumatera
Oleh  Master Sihotang 
          on Oct 25th, 2013                                                      

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
