Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, October 8, 2013

2015, Perkebunan Sumut Dikuasai Tenaga Kerja Asing

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang pekerja membabat rumput di PTPN II Desa Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Jumat (22/3). Tahun 2015, tenaga kerja perkebunan bisa jadi dikuasai asing.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang pekerja membabat rumput di PTPN II Desa Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Jumat (22/3). Tahun 2015, tenaga kerja perkebunan bisa jadi dikuasai asing.
MEDAN-Staf Khusus (Stafsus) Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Ir H Abdullah Rasyid ME mengingatkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan (STIPAP) Medan untuk tidak kaget jika pada 2015 nanti peluang kerja di sektor pertanian dan perkebunan dikuasai tenaga kerja asing.

“2015 itu suka atau tidak kita sudah AFTA (ASEAN Free Trade Area).


 Jangan kaget jika nanti insinyur pertanian dan perkebunan dari Thailand, Filipina mengambil lahan pekerjaan kalian. Karena Indonessia saat ini punya program MP3EI yang salah satunya ada di Simalungun yaitu industri hilir kelapa sawit Sei Mangkei,” kata Rasyid saat memberikan motivasi pada Kuliah Umum Peluang Dunia Perkebunan Dalam Program MP3EI 2011-2015 di STIPAP Medan, Jalan Wiliem Iskandar/Jalan Pancing, Senin (7/10).

Untuk itu, dia meminta mahasiswa STIPAP mempersiapkan diri dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul punya kompetensi terutama dalam hal agribisnis perkebunan. Kehadiran STIPAP di Medan sangat sejalan dengan program MP3EI yang telah dicanangkan khusus untuk koridor Sumatera adalah mempersiapkan industri hilir perkebunan. Sesuai dengan potensi daerah Sumut yang saat ini perkebunan karet dan kelapa sawit menjadi primadona bagi devisa negara.

“Program MP3EI ini akan selesai 2025 nanti. Berarti yang menikmati dan menjalankannya nanti ya kalian-kalian yang saat ini sedang kuliah, bukan kami. Persiapkanlah diri kalian, Sumut harus punya banyak industri hilir hilir perkebunan agar tidak melulu mengekspor bahan baku,” ujar Rasyid yang saat ini maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I Medan, Deliserdang, Serdangbedagai dan Tebingtinggi itu.

Sejauh ini Sumut hanya mampu mengekspor bahan baku industri karena jumlah pabrik yang mengolah bahan baku sangat sedikit tidak seimbang dengan luasnya perkebunan. Selama ini kesulitan membangun industri hilir perkebunan karena biaya logistic yang cukup mahal akibat buruknya infrastruktur dan minimnya investasi.
Namun melalui MP3EI semua itu akan selesai mengingat infrastruktur Bandara Kualanamu kini sudah dibangu, Hub Port Kuala Tanjung yang mampu menampung 25juta twenty foot equivalent units (TEUS) peti kemas per tahun sudah dipersiapkan. Jika dibandingkan dengan pelabuhan Belawan yang hanya mampu menampung 1juta teus peti kemas, tentu jauh lebih unggul.

Investor pun dipastikan sedang berlomba-lomba melirik negara-negara ASEAN mengingat Amerika Serikat yang saat ini perekonomiannya sedang shutdown (lumpuh), negara-negara Eropa semakin krisis bahkan sudah ada yang bangkrut. Otomatis Indonesia menjadi negara yang seksi untuk berinvestasi. Namun itu semua tidak akan ada manfaatnya jika SDM belum siap untuk menghadapinya.

Pemerintah Indonesia saat ini sudah membuat beberapa kebijakan dalam melindungi perekonomian bangsa. Seperti membatasi dengan ketat  ekspor bahan baku sebelum diolah terlebih dulu di Indonesia. Gunanya agar terserap tenaga kerja dan harga jual lebih tinggi ketika diekspor. Lalu menerapkan kebijakan mengutamakan tenaga kerja putra-putri Indonesia. “Tapi kebijakan ini tidak ada artinya jika SDM kita tidak memadai. Karena industri itu agamanya keuntungan. Tidak peduli siapa pekerjanya yang penting untung,” ujar Rasyid.

Ketua STIPAP Medan Ir Sukirso MS dalam sambutannya menyebutkan pendidikan mereka punya fokus pada bisnis perkebunan khususnya kelapa sawit dan karet. Karena itu perlu mendapatkan informasi yang lengkap tentang program MP3EI yang cukup strategis. Agar pihaknya bisa lebh mempersiapkan diri dalam mengembangkan keilmuan yang berbasis pada pertanian dan perkebunan. (*)

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum