sudah lihat yang ini (klik aja)?
Direktur Keuangan PTPN X, Dolly P. Pulungan, mengatakan perseroan merencanakan musim giling tebu di seluruh wilayah pada Mei 2013. Namun ada beberapa pabrik gula yang mundur sehingga produksi atau persediaan gula kurang optimal.
Bukan hanya itu saja, kondisi iklim selama giling berlangsung tidak mendukung operasional pelaksanaan tebang karena curah hujan yang tinggi selama periode awal giling.
Akibatnya, pencapaian rendemen hanya 7,39% atau 88,7% dari rendemen RKAP yakni 8,33%, di mana tanaman cenderung belum masak karena fase vegetatif terus berlanjut, lahan basah penebangan mengalami kendala pengangkutan dan pabrik terkendala pasok tebu yang berpengaruh pada efisiensi dan produksi tebu sekitar 1,271 juta ton atau 19,7% dari RKAP 2013, yakni 6,449 juta ton.
"Alhasil, produksi gula sampai dengan semester pertama tahun ini hanya tercapai 90.131 ton atau 16,7% dari RKAP, yaitu 538.223 ton," ujar Dolly dalam publikasi resmi di Jakarta, Selasa (22/10).
Bahkan produksi tetes perseroan pertengahan tahun ini hanya tercapai 57.473 ton atau 19,8% dari RKAP sebanyak 290.227 ton. Namun, perseroan mampu mencapai realisasi lahan tembakau pada unit usaha tembakau sekitar 1.296 hektar atau 97,8% dari RKAP seluas 1.325 hektar.
Pencapaian ini didukung oleh aktivitas pertanaman, seperti realisasi tanam TBN 651,64 hektar, tanam VBN 81,70 hektar, tanam FIK 46,88 hektar, tanaman tembakau Besno direncanakan pada pertengahan Agustus 2013, sedangkan tembakau Vorstno September 2013 seluas 515,9 hektar, serta panen TBN sebanyak 103.108 kg dan VBN sekitar 1.551 kg.
"Untuk realisasi produksi cutting Bobbin sudah mencapai 52,4% atau 366.734 ribu potong dari RKAP sebesar 700.000 ribu potong," tuturnya.
Menurut dia, akibat mundurnya musim giling dan iklim mengakibatkan penjualan gula paruh pertama tahun ini hanya tercapai 21,35% atau Rp385,4 miliar dari RKAP sebear Rp1,805 triliun serta penjualan tembakau Rp95,6 miliar atau 32,25% dari RKAP sebesar Rp296 miliar.
"Namun, kami berhasil menjual tetes sekitar Rp44,5 miliar atau 44,90% dari RKAP sebesar Rp99 miliar karena perkembangan harga tetes yang kondusif sampai dengan pertengahan tahun ini," ungkap dia.
Author: Susan Silaban
Published: 22 Oct 2013
