Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Saturday, October 5, 2013

Kakao, Komoditas Perkebunan Paling Rentan Hama dan Penyakit

Medan. Dari lima komoditas unggulan perkebunan, yakni kakao, kelapa sawit, kopi, karet dan tembakau, kakao yang paling rentan mendapatkan serangan hama dan penyakit. Akibat serangan hama, produktivitasnya bisa jatuh hingga 50%.
Sementara secara keseluruhan, biarpun luasan lahan perkebunan rakyat lebih luas daripada milik PTPN, dan perusahaan swasta asing ataupun nasional, namun produktivitasnya masih jauh lebih rendah.


Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Sumatera Utara (Sumut), Herawaty kepada MedanBisnis, Jumat (4/10) di Medan, mengatakan, hama dan penyakit menyerang merata di semua komoditas perkebunan di Sumut.

Ada 127 jenis komoditas tanaman yang termasuk dalam ranah perkebunan. Namun, hanya ada 5 komoditas perkebunan unggulan yakni kelapa sawit, kopi, kakao, karet dan tembakau. Dari 5 komoditas tersebut, tanaman kakao yang paling sensitiv terhadap serangan hama dan penyakit.

Dampak serangannya, misalnya penggerek buah kakao (PBK) bisa membuat penurunan produksi hingga 50%. Biarpun merata menyerang di tanaman kakao, namun yang paling banyak terserang adalah pertanaman kakao rakyat. Sedangkan tanaman kakao milik perusahaan swasta nasional ataupun asing tidak begitu banyak karena memiliki modal besar dan pengetahuan untuk mengendalikannya.

Sebagai gambaran, luas lahan kakao di Sumut, mencapai 83.568 hektare dengan produksi 57.566 ton. Angka tersebut merupakan akumulasi dari lahan milik petani, PTPN, perusahaan swasta asing dan nasional.

Dari data Dinas Perkebunan Sumut, luas lahan kakao rakyat mencapai 66.433 hektare dengan produksi 38.651 ton dengan rata-rata produksi 861 kg/hektare/tahun. Dibandingkan dengan lahan milik PTPN seluas 11.856 hektare namun bisa menghasilkan 13.717 ton.

Pesusahaan swasta nasional luas lahannya hanya 2.811 hektare hasilnya mencapai 2.698 ton. Sedangkan perusahaan swasta asingdengan lahan seluas 2.468 hektare, produksinya bisa sampai 2.298 ton.

Penyebabnya, banyak petani yang kurang memerhatikan kebersihan kebun sehingga hama dan penyakit bermunculan bahkan seringkali tak bisa dikendalikan petani. Padahal, sebenarnya, dulu pernah ada program pengendalian hama terpadu namun dikarenakan pengendaliannya tidak serentak, serangannya nyaris tak terkendalikan.

“Kini tinggal peran pemerintah kabupaten untuk lebih optimal dalam memberikan penyuluhan kepada petani kakao agar bisa memberikan pemeliharaan pada tanamannya. Tak bisa hanya mengandalkan dari provinsi saja," ungkapnya.

Sedangkan untuk komoditas lain seperti kelapa sawit dan karet, kata dia, memiliki permasalahan yang sama yakni jamur akar. Namun, dampak serangannya tidak sedemikian cepat seperti halnya kakao. “Jika petani mampu membuat parit isolasi, serangan jamur akar bisa dihambat,” jelasnya.

Kepala Bidang Pengendalian Hama Dinas Perkebunan Sumut, Suherman, mengatakan, dibandingkan dengan 5 komoditas unggulan di Sumut, kakao merupakan komoditas yang paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena itu, dalam pemeliharaannya harus seksama. Namun. yang paling sederhana bisa dilakukan petani adalah menjaga kebersihan lahan.(dewantoro) mdn.biz.id

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum