PEKANBARU–Kamar Dagang dan Industri 
(Kadin) Riau mendesak pemerintah pusat ikut aktif melawan KTT APEC di 
Bali untuk membahas kampanye negatif yang sering dihembuskan LSM asing 
terhadap industri kertas dan minyak sawit mentah yang banyak beroperasi 
di Riau.
Direktur Eksekutif Kadin Riau Muhammad Herwan mengatakan Indonesia 
sebagai tuan rumah KTT APEC 2013 harus bisa mengambil manfaat maksimal 
dari pertemuan tersebut, untuk membela kepentingan industri dalam negeri
 di tingkat global.
Salah satu isu yang bisa diperjuangkan adalah maraknya kampanye hitam
 terhadap industri sawit dan kertas yang selalui dituding sebagai 
perusak lingkungan. Herwan mengemukakan kedua sektor industri itu banyak
 beroperasi di Riau dan wilayah lain di Sumatra, namun memasok kebutuhan
 pasar global.
“KTT APEC ini momentum yang pas untuk memperjuangkan industri dalam 
negeri di pentas global, salah satunya industri pulp dan kertas serta 
sawit yang selalu di tuding merusak lingkungan sehingga mengganggu 
kinerja ekspornya,” katanya, Selasa (8/10/2013).
Herwan mengemukakan perlawanan terhadap kampanye negatif dari LSM 
asing itu bisa dilakukan dengan menyampaikan fakta-fakta bahwa sektor 
industri sawit dan minyak sawit mentah (CPO) dan kertas di Indonesia 
sudah menerapkan berbagai standar global maupun sertifikasi yang 
menunjukkan bahwa produksinya ramah lingkungan.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus bisa membantu pelaku usaha 
untuk bisa membuktikan bahwa produk atau komoditi andalan yang berbasis 
sumber daya alam tidak seperti yang dituduhkan LSM tersebut. Apalagi, 
lanjutnya, terkadang LSM seringkali menyampaikan tudingan berdasarkan 
dugaan-dugaan tanpa disertai data dan fakta yang jelas.
“Tuduhan itu harus dilawan dengan bukti hasil riset, atau sertifikasi, berdasarkan fakta yang jelas,” ujarnya.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakan industri kertas 
Indonesia mengalami kesulitan dalam menembus pasar Amerika karena negara
 tujuan memberlakukan aturan ketat dan diperparah dengan kampanye hitam 
LSM asing.
“Untuk saat ini kertas Indonesia hanya bermain di wilayah Asia, 
Australia, dan Eropa. Kami kesulitan untuk menembus Amerika karena 
berbagai hal, belum lagi ‘black campaign’ yang dilakukan NGO asing,” 
ujar Wakil Ketua Umum APKI, Rusli Tan.
Menurut dia, LSM asing sengaja ingin merusak industri pulp dan kertas
 di Tanah Air, apalagi mereka tahu produk kertas Indonesia sangat 
kompetitif bersaing di pasar internasional.
Adapun bentuk kampanye hitam yang sering didegungkan oleh LSM asing, 
seperti mencap Indonesia sebagai negara yang mengabaikan lingkungan 
hidup, kemudian membabat hutan alam dan permisif terhadap perlakuan 
“illegal logging”.
“LSM asing selalu menggeneralisasi semua perlakuan tersebut dilakukan
 industri pulp dan kertas Indonesia sehingga patut diduga sebagai 
perpanjangan tangan pemilik kepentingan industri kertas di Amerika dan 
Eropa,” katanya
 Oleh  A.Dadan Muhanda 
          on Oct 8th, 2013bISNISsUMATERA

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
