Menurut Suswono, namun sektor sawit harus terus berjuang melawan kampanye negatif di negara maju. Jadi kelanjutan perjuangan ini untuk menjaga keutuhan perkebunan sawit baik hulu dan hilir.
"Ya, jelas sawit terus akan menjadi andalan. Kita lihat banyak negara-negara akan tersaingi dengan efisiensi sawit. Sehingga banyak negara berupaya debga apapun mendiskreditkan sawit ini. Kita akan terus counter," jelas Suswono di DPR, Senin (21/10/2013).
Menurut Suswono, proposal mengenai sawit sebenarnya sudah diajukan dan diterima peserta Asia Pasific Economic Coorporation (APEC). "Proposal sifatnya diterima tapi pembahasan tertunda. Namun Itu yang terkait dengan sawit kita akan all out," ucap Suswono.
Jadi bukan gagal ditolak, proposal ini diterima tetapi tidak dibahas sekarang. Pertemuan yang akan datang akan menjadi masukan dan akan dibahas," ujar Suswono.
Malahan para negara importir sawit Indonesia, menurut Suswono meminta permasalahan isu tidak ramah lingkungan pada CPO segera diselesaikan. Permintaan itu tentunya menjadi pacuan pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan dan melawan black compign atau kampanya negatif terhadap sawit. [hid]
Senin, 21 Oktober 2013
Oleh: WiyantoINILAH.COM
topik terkait
Jakarta - Kementerian Pertanian mengharapkan ada insentif kepada pabrik Crude Palam Oil (CPO) dari Kementerian Keuangan.
Menteri Pertananian, Suswono mengatakan insentif diperlukan guna mendukung hilirisasi CPO. Hilirisasi yang akan gencar didorong adalah biofuel atau Bahan Bakar Nabati (BBN).
"Sampai kepada produk akhir mau tidak maun pemerintah beri insentif dari hulu ke hilir. Insentif tidak akan merugikan," ujar Suswono di DPR, Senin (21/10/2013).
Menurut Suswono dengan adanya insentif beberarti memacu semangat hilirisasi sawit. Pasalnya hilirisasi sawit menjadi BBN sedang digalakan pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak. "Dengan adanya hilirisasi ekspor menjadi nilai tambah, apalagi untuk domestik sangat dibutuhkan hasil hilirisasi CPO," kata Suswono.
Wakil Menteri Keungan Bambang Brojonegoro mengatakan biofuel sebenarnya telah mendapatkan insentif sebelum adanya mandatory biofule 10%. Insentif sifatnya membantu usaha biofuel agar dapat berjalan dengan baik. Nilai insentif sebesar Rp3500 per liter. "Soal insentif kita sudah kasih dari dulu sebesar Rp3500 per liter," kata Bambang. [hid]
topik terkait
Kementan Ingin Kemenkeu Beri Insentif ke CPO
Jakarta - Kementerian Pertanian mengharapkan ada insentif kepada pabrik Crude Palam Oil (CPO) dari Kementerian Keuangan.
Menteri Pertananian, Suswono mengatakan insentif diperlukan guna mendukung hilirisasi CPO. Hilirisasi yang akan gencar didorong adalah biofuel atau Bahan Bakar Nabati (BBN).
"Sampai kepada produk akhir mau tidak maun pemerintah beri insentif dari hulu ke hilir. Insentif tidak akan merugikan," ujar Suswono di DPR, Senin (21/10/2013).
Menurut Suswono dengan adanya insentif beberarti memacu semangat hilirisasi sawit. Pasalnya hilirisasi sawit menjadi BBN sedang digalakan pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak. "Dengan adanya hilirisasi ekspor menjadi nilai tambah, apalagi untuk domestik sangat dibutuhkan hasil hilirisasi CPO," kata Suswono.
Wakil Menteri Keungan Bambang Brojonegoro mengatakan biofuel sebenarnya telah mendapatkan insentif sebelum adanya mandatory biofule 10%. Insentif sifatnya membantu usaha biofuel agar dapat berjalan dengan baik. Nilai insentif sebesar Rp3500 per liter. "Soal insentif kita sudah kasih dari dulu sebesar Rp3500 per liter," kata Bambang. [hid]