Nusa Dua. Gangguan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat
(AS) seringkali memberikan dampak buruk bagi Indonesia. Mulai dari
wacana penghentian stimulus oleh bank sentral AS, hingga tutupnya
pemerintahan AS saat ini, semua berdampak bagi Indonesia.
Komisaris Utama Panasonic Gobel Group Rachmat Gobel
mengatakan, sudah saatnya Indonesia lepas dari ketergantungan asing.
Sangat tidak wajar bila kondisi ini terus berulang dari waktu ke waktu.
"Dulu
pasar Eropa susah kita kena, kemudian ada The Fed kita juga kena,
sekarang pemerintah AS tutup kita juga kena dampaknya. Kalau ini
berulang terus terjadi, ya itu masalah negara kita sebenarnya. Masak AS
yang bergejolak, kita gemetar terus," ujar Rachmat saat ditemui di
sela-sela penyelanggaraan APEC, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/10/2013).
Untuk
lepas dari ketergantungan asing, menurut Rachmat, yang harus dilakukan
adalah mengembangkan pasar domestik. Baik pemerintah, pengusaha, dan
pihak lainnya harus bersama-sama saling
membantu.
"Kenapa nggak kita kembangkan pasar domestik kita
sendiri. Selain industri yang ada, itu amankan dan minuman karena kita
punya lahan pertanian dan perkebunan yang luas," sebutnya.
Pasar domestik yang dimaksud adalah mulai dari produksi barang yang memiliki nilai tambah.
Rachmat menyayangkan, selama ini pasar dalam negeri masih didominasi oleh produk impor.
"Apapun
yang terjadi dengan masalah dunia, dengan Eropa entah ekonomi, kita
harus memikirkan kepentingan ekonomi nasional kita, yang tidak hanya
pertumbuhan ekonomi itu karena konsumsi, kan kita lebih banyak konsumsi
bukan lebih banyak pada pembangunan pengembangan industri itu yang harus
dikembangkan, pasar kita harus dijauhkan dari impor tapi bukan hanya
menolak, tapi membuka pasar," paparnya. (dtf)(MB)